Keindahan dan kesegaran alam di Tamansari pada waktu yang lalu sudah tidak dapat kita temu lagi sekarang karena ditempat tersebut sudah banyak didirikan pemukiman yang dilakukan oleh penduduk setempat.
Taman sari Yogyakarta dibangun oleh Sultan setelah penandatanganan perjanjian Giyanti tahun 1755 yang sebelumnya terjadi pepecahan diantara keluarga dalam keraton sendiri yang berakhir dengan pecahnya Mataram menjadi 2 bagian. Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Awalnya, pendirian Tamansari dimaksudkan untuk menentramkan hati, istirahat dan berekreasi Sultan dan keluarganya.
Selain itu Tamansari juga dipersiapkan sebagai sarana untuk benteng pertahanan dalam menghadapi musuh kerajaan.
Arsitek dari bangunan berasal dari Portugis sehingga corak dari bangunan Taman sari ini bergaya seni arsitektur Eropa, akan tetapi simbol jawa yang ditonjolan disini nampak lebih dominan.
Tamansari Yogyakarta dibangun sebagai kompleks taman kerajaan yang terdiri dari : kolam pemandian, kanal air, ruangan-ruangan, dan sebuah kolam besar.