Selain itu, beberapa tragedi kecelakaan di sekitar kilometer 180 juga dikaitkan dengan batu Bleneng ini.
Batu Bleneng memiliki bentuk besar dengan hanya bagian bawahnya yang menempel ke tanah, sehingga ada kekhawatiran bahwa batu ini bisa jatuh menimpa kendaraan yang melintas di bawahnya.
Meskipun begitu, batu Bleneng masih tetap berada di tempatnya.
Ada juga asumsi bahwa jalur tol Cipali seharusnya bisa lurus hingga Palimanan, tanpa belokan di kilometer 180, jika tidak ada pengaruh dari keberadaan Batu Bleneng tersebut.
Namun, pembangunan jalan tol Cipali tetap dilanjutkan sesuai rencana awal.
Sehingga, Batu Bleneng tetap menjadi misteri di ruas tol tersebut.