Indo1.id – Jamasan Pusaka, yang dilakukan setiap bulan Sura untuk menyucikan benda-benda keramat, seperti keris atau tombak.
Nama “Jamasan” berasal dari bahasa Jawa krama yang berarti “cuci,” menggambarkan proses pembersihan yang mendalam.
Proses Jamasan Pusaka bukan sekadar mencuci benda-benda bersejarah ini, melainkan juga mencakup berbagai ritual penting.
Dalam prosesi ini, sesajian atau ubo rampe seperti jajan pasar, wewangian dupa, minyak, air kelapa, dan berbagai macam bunga disiapkan.
Tumpengan juga menjadi simbol pengingat agar masyarakat selalu berperilaku baik dan bijaksana.
Bagi masyarakat Jawa, membersihkan keris dalam Jamasan Pusaka diibaratkan sebagai membersihkan diri sendiri.
Proses ini mengajarkan nilai-nilai seperti doa, semangat yang kuat, kesabaran, ketelitian, dan ketekunan, yang terlibat dalam pembuatan keris.
Ritual ini dihormati dan dianggap sakral.
Terdapat beberapa tahapan penting dalam prosesi Jamasan Pusaka, termasuk penghormatan terhadap pembuat dan pemilik pusaka, pembersihan dengan campuran abu dari arang kayu jati, jeruk nipis, dan deterjen, hingga proses penyucian dan penjemuran di bawah sinar matahari.
Akhirnya, keris diberi minyak dan wewangian khusus sebelum ditutupi dengan warangan.
Jamasan Pusaka tidak hanya merupakan pembersihan benda-benda bersejarah, tetapi juga sarat dengan makna mendalam dan filosofi kehidupan dalam budaya Jawa.