Bintang Barbenheimer, Misteri Bintang Raksasa dari Alam Semesta Awal

  • Bagikan
Gambaran penampakan bintang Barbenheimer. (Foto: Nasa)

Indo1.id – Baru- baru ini, Para astronom telah menemukan bukti adanya bintang raksasa dari alam semesta awal yang tidak sesuai dengan pengetahuan kita tentang kosmos.

Bintang kuno yang ganjil ini, yang disebut para peneliti sebagai bintang “Barbenheimer”, kemungkinan memiliki campuran unsur-unsur di intinya yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Kemudian, bintang ini mati dengan cara yang tampaknya mustahil sambil melahirkan bintang lain yang sama anehnya di tempatnya, menurut sebuah studi baru.

Baca Juga :  Misteri "Cinta Ditolak Dukun Bertindak" dan Keajaiban Bunga Kenanga: Mitos atau Fakta?

Peneliti menemukan jejak bintang Barbenheimer setelah mengamati bintang raksasa merah J0931+0038, yang terletak di sudut terpencil galaksi Bima Sakti kita.

Bintang J0931+0038 pertama kali ditemukan pada tahun 1999 oleh Sloan Digital Sky Survey (SDSS) — salah satu basis data astronomi terbesar dan terperinci tentang langit malam — tetapi belum dianalisis dengan baik hingga sekarang.

Baca Juga :  Mitos dan Misteri di Balik Keindahan Pantai Pelabuhan Ratu

Dalam sebuah studi yang diunggah ke server pracetak arXiv pada 4 Januari, para peneliti mengarahkan teleskop SDSS di New Mexico kembali ke arah bintang J0931+0038 dan menangkap spektrum cahaya bintang yang rinci, yang kemudian diverifikasi oleh pengamatan lanjutan dari Teleskop Magellan di Chile.

Spektrum ini mengungkapkan bahwa J0931+0038 tampaknya memiliki metalisitas, atau komposisi kimia, yang sangat aneh, dengan konsentrasi unsur-unsur berat yang tidak biasa tinggi.

Baca Juga :  Menyusuri Jejak Lawang Sewu Semarang, Bangunan Bersejarah yang Menakjubkan

Menggunakan data yang baru diperoleh, tim peneliti menyusun bagaimana J0931+0038 terbentuk melalui proses yang disebut arkeologi bintang.

Akhirnya terungkap bahwa bintang ini terbentuk dari sisa-sisa supernova bintang yang lebih besar — antara 50 dan 80 kali lebih masif dari matahari — yang berasal dari sekitar 13 miliar tahun yang lalu, hanya sekitar 700 juta tahun setelah Big Bang.

  • Bagikan