Indo1.id II Semarang punya warna yang berbeda. Di sinilah akulturasi budaya menjadi ciri khas warga saat menyambut bulan suci.
Keragaman budaya hidup erat berdampingan sejak lama di kota Semarang. Dan itu disimbolkan dengan sebuah replika binatang bernama warak.
Bentuknya berupa binatang perpaduan kambing yang melambangkan budaya Jawa dan binatang onta yang melambangkan budaya Arab.
Sebutan ini diberikan oleh ulama Semarang lebih dari seabad lalu. Asalnya dari bahasa Arab wara’i. Yang artinya suci.
Bicara warak tak bisa lepas dari Kampung Purwodinatan Semarang. Di sinilah warga secara turun temurun menjadi perajin warak.
Menurut Agung, salah satu perajin warak sekaligus tokoh budaya setempat, warak mempunyai banyak filosofi.
Warak itu harus ngendit, ngendog, dan ngeden. Itu menggambarkan nilai filosofi maisng-masing, jelas Agung.