Indo1.id – Salah satu bahaya akibat meningkatnya krisis iklim adalah gelombang panas yang berbahaya. Bila hal ini terus terjadi, suatu negara dan wilayah yang tidak siap menghadapinya bisa mengalami kehancuran lebih cepat.
Dilansir dari CNN International, dengan menganalisis kumpulan data suhu dan model iklim selama 60 tahun, para peneliti berhasil membuat daftar negara yang berpotensi tinggi menjadi ‘titik panas’ dari gelombang panas berisiko tinggi dan rentan mengalami ‘kehancuran’.
Deretan negara tersebut adalah Afghanistan, Papua Nugini, Guatemala, Honduras, dan Nikaragua. Menurut laporan studi yang dipublikasikan Nature Communication, negara-negara tersebut dinilai sangat rentan karena peningkatan populasi negara terjadi sangat cepat, tetapi akses perawatan kesehatan dan pasokan energinya terbatas sehingga mampu merusak daya tahan terhadap suhu ekstrem.
“Ada bukti bahwa daerah-daerah itu mungkin akan mengalami gelombang panas yang besar dan mereka tidak siap untuk itu,” tutur profesor ilmu atmosfer di University of Bristol, Dann Mitchell, dikutip Kamis (27/4/2023).
Menurut Mitchell, Afghanistan adalah negara yang berisiko paling tinggi. Sebab, masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi saat ini mampu menimbulkan kesulitan besar bagi negara di Asia Selatan itu. Ia menilai, dampak yang dialami Afghanistan akan memburuk bila potensi rekor panas ekstrem terjadi.