Sejarah dan Awal Mula Grebeg Besar Demak,  Perjuangan Wali Songo Sebarkan Islam Abad Ke-15.

  • Bagikan
Prajurit Patangpuluhan kawal Bupati Demak dalam acara grebeg besar demak 2022. (Foto: instagram @forkompim_demak)

Indo1.id  – Grebeg Besar adalah salah satu tradisi budaya yang masih lestari di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Grebeg Besar merupakan upacara adat yang dilakukan setiap tanggal 10 Dzulhijjah atau saat Hari Raya Idul Adha.

Upacara ini bertujuan untuk mengenang perjuangan Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-15.

Grebeg Besar berasal dari dua kata bahasa Jawa, yaitu grebeg yang berarti suara angin yang menderu, dan besar yang merujuk pada nama bulan Dzulhijjah.

Baca Juga :  Liburan Ke Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Surga bagi Pecinta Sunset dan Surfing!

Grebeg juga dapat diartikan sebagai pengiring atau perkumpulan. Sehingga Grebeg Besar bermakna perkumpulan masyarakat Muslim di bulan Dzulhijjah.

Grebeg Besar dimulai dengan ziarah ke makam para sultan Kesultanan Demak dan Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo yang berperan besar dalam membangun Masjid Agung Demak dan menyebarkan Islam di Jawa Tengah.

Baca Juga :  Kisah Perjalanan Koes Plus yang Penuh Tantangan, Hingga Raih Kesuksesan yang Gemilang

Ziarah dilakukan pada tanggal 1 Dzulhijjah setelah salat asar.

Pada malam hari sebelum Idul Adha, diadakan pasar malam rakyat yang menyajikan berbagai hiburan dan kuliner khas Demak.

Pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, masyarakat melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Agung Demak. Setelah itu, dilakukan ritual utama dalam Grebeg Besar, yaitu penjamasan atau penyucian pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.

Baca Juga :  7 Destinasi Wisata yang Populer di Padang Sumatera Barat

Pusaka tersebut berupa tombak Kyai Plered, keris Kyai Baru Klinting, keris Kyai Sabuk Inten, keris Kyai Nogo Siluman, keris Kyai Semar Mesem, keris Kyai Nogo Kembar, keris Kyai Nogo Sosro, keris Kyai Nogo Esti, dan keris Kyai Nogo Gini.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan