Banjir lahar dingin juga terjadi di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Semeru, seperti Sungai Glidik, Sungai Sumberwuluh, Sungai Sumberurip, dan Sungai Pronojiwo.
Debit air sungai-sungai tersebut meningkat drastis dan membawa material vulkanik dari puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Tidak hanya banjir lahar dingin, tanah longsor juga terjadi di sejumlah titik di Lumajang. Data BPBD Lumajang menyebut, longsor terparah terjadi di jalur Piket Nol, tepatnya di KM 58 Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Material longsor menutup akses penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang. Pihak BPBD Lumajang meminta kendaraan roda empat dan dua untuk tidak melintas dulu.
“Longsor terjadi di sekitaran Jembatan Perak, tepatnya KM 58. Roda dua dan empat belum bisa melewati,” kata Tim Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang Nur Cahyo.
Dia mengungkapkan, saat ini petugas dibantu Dishub, Satpol PP, TNI-Polri dan sejumlah relawan sedang menangi longsor di kawasan tersebut.
“Sampai saat ini masih longsor, kondisi tanah masih labil, ini kami masih menunggu kondisi yang memungkinkan,” katanya.
Longsor juga dilaporkan terjadi di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo. Tiga orang yang masih satu keluarga dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.
Korban adalah Suwito (45), Sri Wahyuni (40), dan Rizki (12).