Ilmu Fisika dalam Bulutangkis, Mengungkap Rahasia di Balik Gerakan Shuttlecock dan Pemain

  • Bagikan
Raket dan shuttlecock. (Foto: pixabay)

Indo1.id – Bulutangkis adalah salah satu olahraga yang sangat populer di Indonesia. Olahraga ini membutuhkan keterampilan, kecepatan, daya tahan, dan strategi untuk mengalahkan lawan.

Namun, tahukah Anda bahwa di balik permainan bulutangkis, ada ilmu fisika yang terlibat?

Ilmu fisika adalah ilmu yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya.

Ilmu fisika dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam permainan bulutangkis, seperti gerakan shuttlecock, pukulan pemain, dan efek lingkungan.

Baca Juga :  Vivo Y200: Smartphone Mid-Range dengan Snapdragon 4 Gen 1 dan RAM 16GB**

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan ilmu fisika dalam bulutangkis:

1. Gerakan Shuttlecock

Shuttlecock adalah bola yang digunakan dalam permainan bulutangkis.

Shuttlecock memiliki bentuk yang unik, yaitu berupa kerucut dengan ujungnya terbuat dari gabus dan sisanya terbuat dari bulu angsa atau plastik.

Bentuk ini mempengaruhi gerakan shuttlecock di udara.

Shuttlecock memiliki massa yang kecil dan hambatan udara yang besar.

Massa yang kecil membuat shuttlecock mudah dipengaruhi oleh gaya apapun, seperti gaya pukulan pemain atau gaya angin.

Baca Juga :  Sony Xperia Alpha Z, Smartphone Terbaik Berbekal Layar 4K dan Kamera 108 MP!

Hambatan udara yang besar membuat shuttlecock mengalami perlambatan saat terbang di udara.

Oleh karena itu, shuttlecock memiliki kecepatan awal yang tinggi saat dipukul, tetapi kemudian melambat dengan cepat dan jatuh ke bawah.

Shuttlecock juga memiliki pusat massa dan pusat tekanan yang berbeda.

Pusat massa adalah titik di mana seluruh massa suatu benda seolah-olah terpusat. Pusat tekanan adalah titik di mana seluruh gaya tekanan udara pada suatu benda seolah-olah bekerja.

Baca Juga :  Attodetik: Satuan Waktu Terkecil yang Mengungkap Rahasia Alam Semesta

Pada shuttlecock, pusat massa berada di dekat ujung gabus, sedangkan pusat tekanan berada di dekat ujung bulu.

Ketika shuttlecock terbang di udara, pusat tekanan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan arah gerak shuttlecock.

Hal ini menyebabkan shuttlecock berputar mengelilingi pusat massanya. Putaran ini disebut sebagai spin.

Spin membuat shuttlecock lebih stabil saat terbang di udara dan mempengaruhi arah geraknya.

Ada dua jenis spin yang umum terjadi pada shuttlecock, yaitu spin longitudinal dan spin lateral.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan