Filosofi di Balik Simbol-Simbol dalam Pernikahan Adat Jawa

  • Bagikan
Janur Kuning. (Foto Instagram @hantarankaisara)

Hal ini mengingatkan pengantin akan Tuhan yang Maha Suci dan pemilik surga, serta menggambarkan ikatan suci yang diharapkan akan menerangi rumah tangga mereka.

Pohon pisang, yang juga sering ada dalam pernikahan Jawa, menjadi simbol harapan bahwa pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup, sebagaimana pohon pisang hanya berbuah satu kali.

Kembar mayang atau kembang mayang, yang sering ditemui dalam pernikahan Jawa, memiliki bentuk yang sama dan melambangkan penyatuan dua individu dalam wadah rumah tangga.

Baca Juga :  Sejarah, Asal-Usul dan Filosofi Tanaman Bonsai

Janur yang dibentuk dengan berbagai bentuk juga memiliki filosofi tersendiri, mengingatkan akan Tuhan Yang Maha Kuasa atau menyiratkan petuah dari orang-orang di sekitar.

Penting untuk dicatat bahwa penyebutan “kembar mayang” digunakan untuk pasangan yang sama-sama belum pernah menikah, sementara “kembang mayang” digunakan untuk pengantin perempuan yang belum pernah menikah dengan pria yang sudah pernah menikah atau duda.

Baca Juga :  Dampak Maraknya Media Sosial dalam Memperkuat Polarisasi di Masyarakat

Dalam semua simbol ini, terkandung harapan untuk perjalanan pernikahan yang suci dan indah.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan