Mitos Gamelan Gangsa Pakurmatan: Gamelan Sakral yang Hanya Dimainkan dalam Upacara Penting dan Khidmat

  • Bagikan
Gamelan Gangsa Pakurmatan, saat di tabuh. (Foto: Kraton Jogja)

– Kanjeng Kiai Guntur Laut, atau disebut juga Gangsa Monggang, yang merupakan gamelan tertua dan paling sakral.

Gamelan ini diyakini berasal dari zaman Kerajaan Majapahit, dan diwariskan dari Kerajaan Mataram Islam kepada Keraton Yogyakarta setelah Perjanjian Giyanti.

Gamelan ini memiliki laras pelog dan hanya memainkan tiga nada saja (2,3, dan 5) yang disebut Patigan Guntur Laut. Gamelan ini hanya memainkan satu gendhing yang dinamai Gendhing Monggang.

Baca Juga :  Mitos Mambang Khayali, Legenda di Balik Istana Maimun Sukaraja

– Kanjeng Kiai Kebo Ganggang, atau disebut juga Gamelan Kodhok Ngorek, yang juga diyakini berasal dari zaman Majapahit. Gamelan ini juga diwariskan dari Kerajaan Mataram Islam kepada Keraton Yogyakarta setelah Perjanjian Giyanti.

Gamelan ini memiliki laras slendro dan hanya memainkan dua nada saja (5 dan 6). Gamelan ini hanya memainkan dua gendhing, yaitu Kodhok Ngorek dan Nagalantur.

Baca Juga :  Mitos Gedung Bersejarah di Jalan Diponegoro, Yogyakarta, Menyimpan Misteri Kelam

– Kanjeng Kiai Sekati, yang terdiri dari dua perangkat gamelan, yaitu Kanjeng Kiai Guntur Madu dan Kanjeng Kiai Nagawilaga. Gamelan ini dibuat pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), dan hanya dimainkan pada perayaan Sekaten, yaitu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Gamelan ini memiliki laras slendro dan pelog, dan memainkan berbagai gendhing yang khas, seperti Sekati, Sampak, dan Srepeg.

  • Bagikan