Indo1.id – Pada tanggal 20 Mei 2024, pesawat Singapore Airlines nomor penerbangan SQ321 mengalami turbulensi parah selama perjalanan dari London menuju Singapura.
Insiden ini mengakibatkan satu orang penumpang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Turbulensi pada pesawat adalah perubahan kecepatan aliran udara yang menyebabkan guncangan pada tubuh pesawat.
Meskipun insiden ini umum terjadi selama penerbangan, guncangan yang parah bisa memicu penumpang terluka hingga korban jiwa.
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai penyebab turbulensi secara ilmiah:
1. Perbedaan Temperatur dan Densitas Udara: Ketika panas matahari memicu termal (kantong udara panas) untuk naik dan berinteraksi dengan angin selama penerbangan, hal ini dapat menciptakan penerbangan yang bergelombang.
Termal berperan sebagai penghambat arus udara normal yang perlu menjauh darinya, menyebabkan turbulensi.
2. Jet Stream: Arus udara kuat yang disebut jet stream juga dapat menyebabkan turbulensi.
Saat pesawat melintasi jet stream, perubahan kecepatan dan arah angin bisa mengakibatkan guncangan pada pesawat.
3. Cuaca Buruk dan Awan: Turbulensi umumnya dirasakan saat cuaca buruk atau ketika pesawat melintasi awan yang cukup tebal.
Namun, kondisi ini juga bisa terjadi saat cuaca cerah dalam kondisi yang disebut clear air turbulence (CAT).