- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Mengenal Ajaran Kapitayan: Mitos dan Kepercayaan Spiritual Jawa Kuno

  • Bagikan
Ilustrasi penganut paham Kapitayan, sebuah ajaran kuno nusantara. (Foto: Alifdotid)

Indo1.id – Ajaran Kapitayan adalah salah satu kepercayaan spiritual tertua yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa, yang dipercaya telah ada sebelum masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia.

Kepercayaan ini sering diidentifikasi sebagai “agama kuno Jawa” atau “agama monoteis leluhur” yang berbeda dari Kejawen, yang bersifat non-monoteistik.

Etimologi dan Terminologi
Kata “Kapitayan” berasal dari bahasa Jawa Kuno, dengan kata dasar “Taya” yang berarti “tak terbayangkan”, “tak terlihat” atau “mutlak”.

Baca Juga :  Mitos Ayam Berkokok Saat Tengah Malam, Apakah Pertanda Kurang Baik?

Dalam bahasa Sunda, kata “taya” memiliki arti “tidak ada” atau “tiada”. Kapitayan dapat digambarkan sebagai ajaran yang memuja atau menyembah Taya atau Sang Hyang Taya, yang merujuk kepada entitas yang tak terbayangkan dan tak terlihat.

Prinsip Keagamaan
Dalam Kapitayan, Tuhan disebut Sang Hyang Taya, yang berarti “suwung” (kosong).

Tuhan dalam ajaran ini bersifat abstrak dan tidak bisa digambarkan. Sang Hyang Taya diartikan sebagai “tan keno kinaya ngapa”, yang tidak dapat dilihat, dipikirkan, atau dibayangkan.

Baca Juga :  Misteri dan Keindahan Air Terjun Kedung Kayang di Magelang

Praktik Ibadah
Praktik ibadah dalam Kapitayan tidak banyak diketahui secara detail, namun diyakini bahwa para penganutnya melakukan ritual yang sederhana dan tidak melibatkan banyak simbolisme atau upacara yang rumit.

Hal ini mencerminkan konsep ketuhanan dalam Kapitayan yang bersifat tidak terlihat dan tidak terbayangkan.

Sejarah dan Pengakuan
Kapitayan telah diakui sejak tahun 2017 sebagai Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Indonesia.

Kepercayaan ini berkembang di wilayah Jawa khususnya dan merupakan bagian dari agama asli Nusantara.

Baca Juga :  Mengenal Keunikan Kucing Sphynx 'Dari Kanada Hingga Mesir'

Mitos dan Legenda
Mitos yang berkembang di masyarakat mengenai Kapitayan sering kali berkaitan dengan konsep reinkarnasi dan karma.

Ajaran ini mengajarkan bahwa setiap manusia akan terlahir kembali setelah meninggal dunia dan bahwa setiap perbuatan manusia akan memiliki akibat, baik di dunia ini maupun di akhirat.

Kapitayan, dengan semua mitos dan kepercayaannya, merupakan bagian penting dari warisan spiritual Jawa Kuno yang masih dipelajari dan dihormati hingga saat ini.

  • Bagikan