5 Versi Niat Puasa Ramadhan, Mana Yang Sah?

  • Bagikan
5 Versi Niat Puasa Ramadhan, Mana Yang Sah?

indo1.id – Melafalkan niat menjadi salah satu kunci suksesnya puasamu di bulan ramadhan nanti.

Bahkan niat menjadi salah satu syarat sah puasa ramadhan nanti, itu sebabnya kamu harus menghafalkan niat puasa.

Ada beberapa macam niat puasa ramadhan yang dibaca oleh kebanyakan masyarakat muslim.

Untuk mengetahui niat puasa mana yang sah, simak ulasan berikut.

Baca Juga :  Simak Kisah Mengharukan Siti Khadijah Istri Rasulullah SAW!

1. Menggunakan Ramadhana dan Sanati

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘anan adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihissanati lillāhi ta‘ālā

Artinya,

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Kata “Ramadhana” dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya.

Baca Juga :  Amalan di Bulan Maulud, Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.

2. Menggunakan Ramadhana dan Sanata

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā

Artinya,

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Baca Juga :  Lima Tradisi Unik Di Indonesia Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan

Kata “Ramadhana” dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya.

Sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan