5 Versi Niat Puasa Ramadhan, Mana Yang Sah?

  • Bagikan
5 Versi Niat Puasa Ramadhan, Mana Yang Sah?

Sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas badal kata “hādzihi” yang menjadi mudhaf ilaihi dari “Ramadhani”.

4. Niat singkat

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma Ramadhāna

Artinya,

“Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”

5. Niat menurut kewajiban Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Nawaitu shaumal ghadi min hādzihi
sanati ‘an fardhi Ramadhāna

Baca Juga :  Syekh Ibnu Atha'illah: Istirahatkan Dirimu Dari Kesibukan Mengatur Kebutuhan Duniamu!

Artinya,

“Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”

Semua macam bacaan diatas adalah sah asal dibaca dengan pelafalan dan susunan gramatikal bahasa Arab yang benar.

Pelafalan yang tampaknya sulit diterima menurut kaidah gramatikal bahasa Arab (nahwu) adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةُ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanatu lillāhi ta‘ālā

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan