Inovasi Budidaya Padi Salibu, Strategi Petani Maksimalkan Hasil

  • Bagikan
πΌπ‘›π‘œπ‘£π‘Žπ‘ π‘– π΅π‘’π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘ƒπ‘Žπ‘‘π‘– π‘†π‘Žπ‘™π‘–π‘π‘’, π‘†π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘’π‘”π‘– π‘ƒπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘– π‘€π‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘™π‘˜π‘Žπ‘› π»π‘Žπ‘ π‘–π‘™ (π‘Šπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π‘’π‘€π‘  π‘“π‘œπ‘‘π‘œ)

Salah satu keuntungan dari budidaya sistem salibu adalah jangka waktu produksi yang relatif pendek dan kebutuhan air yang lebih sedikit. Selain itu, biaya produksi juga akan lebih rendah karena tanpa biaya pengolahan tanah, biaya penyemaian, dan biaya penanaman.

“Iklim budidaya dengan sistem salibu akan meningkatkan indeks panen karena tidak lagi memerlukan pengolahan tanah dan persemaian tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih singkat,” tambahnya.

Ikhwanudin yang mewakili Kelompok Tani (Poktan) Sumber Hasil, telah mencoba menerapkan teknologi budidaya sistem salibu di wilayahnya. Hasilnya, mereka berhasil menghasilkan 4,9 ton/hektare gabah kering panen dari demplot budidaya padi sistem salibu. Jumlah tersebut setara dengan 70 persen dari hasil produksi tanam padi dengan pindah tanam (transplanting).

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan