Eksotisnya Desa Wae Rebo NTT, Masih Murni Dengan Adat dan Istiadatnya! Wajib Dikunjungi!

  • Bagikan
Desa Wae Rebo NTT . (Dok. @waerebo)

Indo1.id – Begitu banyak destinasi wisata yang ada di Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Seperti desa satu ini, desa yang dijuluki sebagai ”desa di atas awan”.

Wae Rebo, begitulah orang mengenalnya. Wae Rebo  berada di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Desa ini terletak di ketinggian 1.200 mdpl dan dikelilingi beberapa bukit yang berjajar seperti memagari desa sehingga terkesan bahwa desa ini terisolasi.

Baca Juga :  Jelajahi Destinasi Wisata Menarik di Jabodetabek untuk Liburan Akhir Pekan

Lokasi yang tersembunyi tak lantas membuat desa ini sepi pengunjung. Sebaliknya, banyak wisatawan yang rela melancong jauh-jauh untuk menikmati keindahan setiap sudut Desa Adat Wae Rebo.

Kekayaan alam dan pemandangan di Desa Wae Rebo tidak dapat diragukan lagi. Desa ini dikelilingi hamparan rumput hijau dengan pemandangan gunung yang dipenuhi pepohonan hijau juga tertutup kabut yang begitu indah sangat memanjakan mata.

Baca Juga :  Ayo Liburan Ke Situ Patenggang, Danau Eksotis di Bandung Selatan! Sejuk dan Romantis!

Tentu banyak sekali spot foto juga panorama yang indah dari Desa Wae Rebo.

Desa ini hanya memiliki 7 rumah adat berbentuk lumbung kerucut yang disebut Mbaru Niang. Inilah yang menjadi ikon utama Wae Rebo.

Rumah adat Mbaru Niang tersusun mengitari batu melingkar yang dinamakan compang sebagai titik pusatnya. Compang merupakan pusat aktivitas warga untuk mendekatkan diri dengan alam, leluhur, dan Tuhan.

Baca Juga :  Yuk Wisata Ke Lubuk Batang, Air Terjun Tersembunyi di Sumatera Barat!

Arsitektur Mbaru Niang mengandung filosofi dan mencerminkan kehidupan sosial masyarakat Wae Rebo.

Rumah tradisional ini merupakan wujud keselarasan manusia dengan alam serta merupakan cerminan fisik dari kehidupan sosial Suku Manggarai.

Suku Manggarai meyakini lingkaran sebagai simbol keseimbangan, sehingga pola lingkaran ini diterapkan hampir di seluruh wujud fisik desa, dari bentuk kampung sampai rumah-rumahnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan