Mimpi terbesar Na Hee Do adalah menjadi rival dari Ko Yu Rim, atlet anggar perempuan peraih medali emas sebelumnya.
Dalam drakor, lawan dari protagonis yang kita biasa kenal dengan nama karakter antagonis digambarkan secara terbatas.
Namun, Twenty Five Twenty One menjamah hati penonton dengan memperkenalkan kerapuhan sosok dingin Ko Yu Rim yang akhirnya mengungkap bahwa Yu Rim punya tantangan yang berbeda.
Persahabatan geng SMA Taeyang dalam drakor ini menjadi ruang aman untuk satu sama lain dengan hubungan Na Hee Do dan Baek Yi Jin yang menjadi sorotan.
Dinamika kedua karakter utama ini ternyata membawa pada sebuah hubungan cinta pertama yang manis dan membekas di hati penonton.
Hal itulah yang membuat ekspektasi dan harapan penonton perlahan-lahan dibangun lewat gestur-gestur sederhana yang merupakan tanda cinta Baek Yi Jin kepada Na Hee Do.
Tidak ada gestur grande penuh bunga mawar dan ungkapan cinta yang lantang, rasa cinta kedua karakter ini digambarkan denengan dukungan untuk meraih mimpi.
Namun, segala yang pertama dalam hidup kita biasanya berakhir menjadi perjalanan dan pintu gerbang untuk kita menuju hal-hal yang baru.
Begitu juga dengan kehadiran Baek Yi Jin dalam hidup Na Hee Do, sebuah bagian besar dalam jalan menuju mimpinya.
Sosok laki-laki ini juga menjadi pelajaran berarti untuk bekal di masa depan Na Hee Do.
Dalam perjalanan hidupnya, tidak semua mimpi Na Hee Do dapat terwujud, sama seperti dalam kehidupan nyata kita.
Baek Yi Jin adalah mimpi Na Hee Do yang harus ditinggalkan di masa lalu dan menjadi memori berharga.
Namun, merelakan mimpi bersama Baek Yi Jin telah melahirkan kehidupan dan mimpi baru bagi Na Hee Do di masa depannya.
Mimpi di masa depan tersebut termasuk kehadiran Min Chae, putri Na Hee Do yang kini menjadi harta terpenting di hidupnya.