Pengobatan yang tersedia saat ini sebagian besar hanya mampu memperlambat perkembangan penyakit dan seringkali menimbulkan efek samping yang tidak nyaman, demikian diungkapkan oleh Zhavoronkov.
Selain fokus pada IPF, Insilico juga tengah mengembangkan dua obat lain yang hasil desainnya sebagian menggunakan AI dan telah memasuki tahap uji klinis.
Salah satunya adalah obat Covid-19 yang sedang menjalani uji klinis fase satu, sementara yang lainnya adalah obat kanker berupa inhibitor USP1 yang ditujukan untuk pengobatan tumor padat.
Baru-baru ini, inhibitor USP1 tersebut mendapatkan persetujuan dari FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) untuk memulai uji klinis.
Zhavoronkov menjelaskan, “Ketika perusahaan ini diluncurkan, fokus kami adalah pada pengembangan algoritma yang mampu menemukan dan merancang molekul-molekul baru.
Saya tidak pernah membayangkan pada awalnya bahwa suatu hari saya akan membawa obat buatan AI kami sendiri ke tahap uji klinis dengan pasien.
Namun, kami menyadari bahwa untuk memvalidasi platform AI kami, kami perlu tidak hanya merancang obat baru untuk target baru, tetapi juga membawanya ke tahap uji klinis untuk membuktikan efektivitas teknologi kami.”
Studi uji klinis untuk obat IPF ini sedang berlangsung selama 12 minggu di Tiongkok dan menggunakan metode acak, tersamar ganda, serta kontrol plasebo.








