Salah satu versi mitologis tentang asal-usul suku Lingon adalah bahwa mereka adalah keturunan dari dewa-dewa atau roh-roh yang tinggal di Gunung Halamahera, salah satu gunung tertinggi di Halmahera.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Gunung Halmahera adalah tempat tinggal para leluhur dan dewa-dewa.
Dari Gunung Halmahera, para dewa atau roh turun ke bumi dan mencari pasangan manusia.
Dari hubungan ini, lahirlah suku Lingon dengan ciri fisik yang istimewa. Suku Lingon juga dianggap sebagai orang-orang sakti yang memiliki ilmu gaib dan kekuatan supranatural.
Keberadaan Suku Lingon
Suku Lingon hidup di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Mereka tinggal di rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu.
Mereka bermata pencaharian sebagai petani, pemburu, dan pengumpul hasil hutan. Mereka juga menjaga tradisi dan adat istiadat mereka dengan baik.
Suku Lingon jarang berinteraksi dengan orang luar. Mereka lebih memilih hidup tertutup dan menjauh dari peradaban modern.
Mereka juga sering menghindari kontak dengan orang-orang yang datang mengunjungi mereka, karena merasa tidak nyaman atau takut.
Namun, ada juga beberapa orang suku Lingon yang mau berbaur dengan masyarakat sekitar.
Mereka belajar bahasa Indonesia dan bersekolah di desa-desa terdekat. Mereka juga membuka diri untuk menerima informasi dan teknologi baru.
Suku Lingon merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat berharga.
Keberadaan mereka menunjukkan keragaman dan kekayaan bangsa Indonesia.
Namun, mereka juga membutuhkan perlindungan dan pengakuan dari pemerintah dan masyarakat.
Mereka berhak mendapatkan hak-hak dasar sebagai warga negara, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.