Mesin litografi EUV juga diproduksi oleh ASML, namun mesin ini termasuk dalam sanksi AS terhadap SMIC, sehingga SMIC tidak bisa menggunakannya untuk memproduksi chip untuk Huawei.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Huawei dan SMIC tidak melanggar sanksi AS dalam membuat chipset Kirin 9000s.
Mereka hanya menggunakan teknologi yang masih diizinkan oleh AS dan melakukan modifikasi dari chipset Kirin 9000 yang sebelumnya diproduksi oleh TSMC.
Namun, mereka tidak bisa membuat chipset yang lebih canggih dari chipset Kirin 9000s karena keterbatasan teknologi dan sanksi AS.
Meski begitu, AS tetap merasa terancam dengan kemampuan Huawei dan SMIC dalam membuat chipset Kirin 9000s.
AS khawatir bahwa chipset tersebut dapat digunakan untuk kepentingan militer China atau mengancam posisi AS sebagai pemimpin teknologi semikonduktor di dunia.
Oleh karena itu, AS berencana untuk memperketat sanksi terhadap Huawei dan SMIC agar mereka tidak bisa mendapatkan akses ke teknologi AS sama sekali.
Namun, langkah AS ini mendapat kritik dari beberapa pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Kritik tersebut antara lain adalah:
– Langkah AS ini dianggap sebagai bentuk proteksionisme dan perang dagang yang tidak adil terhadap China.
Langkah ini juga dapat merugikan perusahaan-perusahaan AS sendiri yang kehilangan pasar dan pendapatan dari China.
– Langkah AS ini dianggap sebagai bentuk intimidasi dan campur tangan terhadap kedaulatan dan keamanan nasional China.
Langkah ini juga dapat memicu konflik dan ketegangan antara kedua negara yang dapat membahayakan perdamaian dan stabilitas dunia.
– Langkah AS ini dianggap sebagai bentuk ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap kemajuan teknologi China.
Langkah ini juga dapat mendorong China untuk lebih berinovasi dan mandiri dalam mengembangkan teknologi semikonduktor sendiri.