Kaderisasi merupakan cara untuk menjaga kelangsungan dan kemajuan partai.
Kaderisasi juga merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada kader-kader yang telah berjuang dan berkontribusi bagi partai.
Kaderisasi juga merupakan bentuk tanggung jawab dan akuntabilitas partai kepada anggota dan simpatisannya.
Namun, kaderisasi tampaknya tidak berjalan dengan baik di PSI.
Hal ini terlihat dari fakta bahwa Kaesang baru bergabung dengan PSI pada 23 September 2023, atau hanya dua hari sebelum Kopdarnas PSI.
Dalam waktu yang sangat singkat itu, Kaesang langsung diusulkan dan ditetapkan menjadi Ketua Umum PSI tanpa melalui proses seleksi atau pemilihan yang transparan dan demokratis.
Hal ini tentu sangat tidak adil bagi kader-kader PSI yang sudah lama bergabung dan berkiprah di partai tersebut.
Apa jadinya nasib kader-kader PSI yang sudah mengabdikan diri dan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan harta demi membesarkan partai tersebut?
Apa jadinya harapan kader-kader PSI yang ingin maju dan berkembang di partai tersebut?
Apa jadinya motivasi kader-kader PSI yang ingin berprestasi dan berkontribusi bagi partai tersebut?
Terpilihnya Kaesang sebagai Ketua Umum PSI juga menunjukkan bahwa partai tersebut tidak memiliki visi dan misi yang jelas dan konsisten.