“Kedua, ternyata di dalam tubuhnya Mirna ini hanya terdapat 0,2 miligram dosis sianida. Yang sebenarnya kita makan apel pun katanya 0,8 miligram. Jadi, nggak mungkin untuk orang tersebut meninggal,” jelasnya.
Meski begitu, Edi Darmawan tetap yakin bahwa anaknya meninggal dunia karena racun sianida, bukannya mencari tahu penyebab kematian lainnya. Hal inilah yang membuat sikapnya dinilai janggal.
“Nah kalau beliau seorang ayah yang ingin mencari kebenaran pastinya beliau carii tahu anaknya matinya kenapa dan cepat-cepat diautopsi. Tapi, beliau malah marah dan yakin anaknya mati karena sianida,”
Selain itu, sikap janggal lainnya terlihat ketika Edi Darmawan marah-marah ada seorang ahli menyatakan ciri-ciri orang meninggal akibat racun sianida adalah jenazah berwarna merah ceri.
Sementara, jenazah Mirna Salihin kala itu diketahui berwarna biru sehingga tidak sesuai dengan ciri-ciri tersebut.
Edi Darmawan yang marah pun langsung berusaha menunjukkan bukti baru bahwa jenazah anaknya, Mirna Salihin berwarna merah ceri.