Mitos Leuweung Sancang, Hutan Keramat yang Menyimpan Mitos Prabu Siliwangi

  • Bagikan
Hutan Leuweung Sancang yang terkenal angker. (Foto: Mongabay)

Prabu Kian Santang telah memeluk agama Islam dan ingin mengislamkan ayahnya. Namun, Prabu Siliwangi menolak dan tetap memegang teguh agama dan adat leluhurnya.

Untuk menghindari pertumpahan darah antara ayah dan anak, Prabu Siliwangi memutuskan untuk meninggalkan istananya di Pakuan Padjajaran dan mengembara ke arah selatan.

Ia membawa sejumlah pengikut setianya dan berhenti di hutan Leuweung Sancang. Di sana, ia bertemu dengan adiknya, yaitu Maharaja Dilewa, yang menjadi raja Kerajaan Sancang.

Prabu Kian Santang tidak menyerah dan terus mengejar ayahnya hingga sampai di hutan Leuweung Sancang.

Namun, ia tidak berhasil menemukan jejak ayahnya. Sebab, menurut mitos, Prabu Siliwangi telah berubah wujud menjadi seekor macan putih atau maung sancang.

Baca Juga :  Mitos Kayu Tlogosari, Kayu Syetan dari Hutan Kalimantan yang Digunakan dalam Ritual Supranatural

Demikian pula para pengiringnya yang berubah menjadi macan-macan lainnya.

Sebelum berubah wujud, Prabu Siliwangi sempat menorehkan sebuah kalimat pada kulit sebatang pohon kaboa dengan menggunakan pisau pangot.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan