Indo1.id – Seorang hacker yang menggunakan nama “Jimbo” diduga berhasil meretas situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan mencuri data pemilih dari dalamnya.
Jimbo kemudian menjual data tersebut di sebuah forum di dark web dengan harga Rp 1,2 miliar.
Data yang dijual Jimbo diklaim mencakup 204 juta data pemilih unik yang berasal dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) tahun 2014.
Data tersebut berisi nama, alamat, nomor identitas, tanggal lahir, dan informasi lainnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk registrasi nomor telepon.
Jimbo mengunggah tangkapan layar sebagai bukti bahwa ia memiliki data tersebut dan menawarkannya kepada pembeli potensial.
Jimbo juga mengklaim bahwa data tersebut berasal dari situs KPU yang ia bobol dengan mudah.
“KPU sangat rentan terhadap serangan. Saya hanya membutuhkan beberapa menit untuk mendapatkan akses ke database mereka,” tulis Jimbo di forum tersebut.
Belum diketahui apakah klaim Jimbo benar atau tidak, namun KPU telah menanggapi isu ini dengan serius.
KPU mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menginvestigasi dugaan peretasan tersebut.
“Kami sudah berkomunikasi dengan BSSN dan kami akan segera lakukan pengecekan. Kami juga akan lakukan audit keamanan secara berkala untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi lagi,” ujar Ketua KPU Hasyim Ashari.