Jimbo, Hacker yang Diduga Retas Data KPU dan Jual di Dark Web

  • Bagikan
Penampakan lapak Jimbo di Dark Web yang jual data KPU. (Foto: Bloomberg Technoz)

Indo1.id – Seorang hacker yang menggunakan nama “Jimbo” diduga berhasil meretas situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan mencuri data pemilih dari dalamnya.

Jimbo kemudian menjual data tersebut di sebuah forum di dark web dengan harga Rp 1,2 miliar.

Data yang dijual Jimbo diklaim mencakup 204 juta data pemilih unik yang berasal dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) tahun 2014.

Baca Juga :  Pimpin Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo Pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan

Data tersebut berisi nama, alamat, nomor identitas, tanggal lahir, dan informasi lainnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk registrasi nomor telepon.

Jimbo mengunggah tangkapan layar sebagai bukti bahwa ia memiliki data tersebut dan menawarkannya kepada pembeli potensial.

Jimbo juga mengklaim bahwa data tersebut berasal dari situs KPU yang ia bobol dengan mudah.

Baca Juga :  Hari Lingkungan Hidup, PLN Berhasil Kumpulkan Sampah 302 Ton Lewat Program Green Employee Involvement

“KPU sangat rentan terhadap serangan. Saya hanya membutuhkan beberapa menit untuk mendapatkan akses ke database mereka,” tulis Jimbo di forum tersebut.

Belum diketahui apakah klaim Jimbo benar atau tidak, namun KPU telah menanggapi isu ini dengan serius.

KPU mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menginvestigasi dugaan peretasan tersebut.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Resmi Lepas Kontingen Indonesia Tuk Berjuang di Sea Games 2023 Kamboja!

“Kami sudah berkomunikasi dengan BSSN dan kami akan segera lakukan pengecekan. Kami juga akan lakukan audit keamanan secara berkala untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi lagi,” ujar Ketua KPU Hasyim Ashari.

  • Bagikan