Jimbo, Hacker yang Diduga Retas Data KPU dan Jual di Dark Web

  • Bagikan
Penampakan lapak Jimbo di Dark Web yang jual data KPU. (Foto: Bloomberg Technoz)

Indo1.id – Seorang hacker yang menggunakan nama “Jimbo” diduga berhasil meretas situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan mencuri data pemilih dari dalamnya.

Jimbo kemudian menjual data tersebut di sebuah forum di dark web dengan harga Rp 1,2 miliar.

Data yang dijual Jimbo diklaim mencakup 204 juta data pemilih unik yang berasal dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) tahun 2014.

Baca Juga :  808.000 Mobil Belum Kembali ke Jabodetabek, Arus Balik Baru 18%

Data tersebut berisi nama, alamat, nomor identitas, tanggal lahir, dan informasi lainnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk registrasi nomor telepon.

Jimbo mengunggah tangkapan layar sebagai bukti bahwa ia memiliki data tersebut dan menawarkannya kepada pembeli potensial.

Jimbo juga mengklaim bahwa data tersebut berasal dari situs KPU yang ia bobol dengan mudah.

Baca Juga :  Jokowi Promosikan Investasi dan IKN di Ecosperity Week 2023 Singapura.

“KPU sangat rentan terhadap serangan. Saya hanya membutuhkan beberapa menit untuk mendapatkan akses ke database mereka,” tulis Jimbo di forum tersebut.

Belum diketahui apakah klaim Jimbo benar atau tidak, namun KPU telah menanggapi isu ini dengan serius.

KPU mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menginvestigasi dugaan peretasan tersebut.

Baca Juga :  Bagaimana Sih Seorang Hacker Bekerja? Lalu  Teknik dan Alat Apa yang Digunakan?

“Kami sudah berkomunikasi dengan BSSN dan kami akan segera lakukan pengecekan. Kami juga akan lakukan audit keamanan secara berkala untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi lagi,” ujar Ketua KPU Hasyim Ashari.

  • Bagikan