Ia pun meletakkan sekantung emas di persimpangan jalan, dekat dengan alun-alun kerajaan.
Setelah beberapa bulan, ternyata kantung emas itu masih tergeletak di sana. Namun, suatu hari, Pangeran Narayana, putra Ratu Shima, tidak sengaja menyentuh kantung emas itu dengan kakinya.
Ratu Shima, yang mengetahui hal ini, tidak segan-segan menjatuhkan hukuman mati kepada putranya sendiri.
Seluruh pejabat dan keluarga kerajaan memohon agar Ratu Shima memberikan ampunan kepada putranya.
Namun, Ratu Shima tetap bersikukuh untuk menegakkan keadilan. Akhirnya, hukuman mati dibatalkan, tetapi kaki Narayana dipotong sebagai gantinya.
Kisah ini menunjukkan betapa Ratu Shima sangat menghormati hukum yang ia buat sendiri.
Ia tidak mau bermain mata dengan siapa pun, bahkan dengan anaknya sendiri. Ia juga tidak mau mengecewakan rakyatnya, yang mengharapkan pemimpin yang jujur dan adil.
Berkat ketegasan dan keadilan Ratu Shima, Kerajaan Kalingga mencapai puncak keemasannya.
Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan yang makmur, damai, dan sejahtera. Kerajaan ini juga memiliki hubungan dagang yang baik dengan negara-negara lain, seperti India, Tiongkok, dan Timur Tengah.