Mitos Ritual Watu Bobot: Tradisi Kebudayaan Jawa yang Tetap Berkembang

  • Bagikan
Batu Bobot Mrapen Grobogan. Foto: Khazanah Grobogan.

Indo1.id – Dalam budaya Jawa, ritual memiliki peran yang sangat penting. Salah satu ritual yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa adalah Mitos Ritual Watu Bobot.

Ritual ini bukan hanya sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan kepercayaan spiritual yang dalam.

Mitos Ritual Watu Bobot telah ada sejak zaman dahulu kala dan hingga saat ini, terus mengalami perkembangan yang pesat.

Baca Juga :  Mitos Kayu Boga: Pohon Ficustoksikarialin yang Penuh Makna dan Manfaat

Salah satu bukti perkembangannya adalah adanya peningkatan dalam tatanan bangunan serta jumlah pengunjung yang datang untuk berwisata atau berziarah.

Masyarakat dari berbagai penjuru tanah air turut serta dalam ritual ini, menunjukkan bahwa pengaruhnya meluas dan mendalam di kalangan masyarakat.

Ritual ini biasanya dilakukan pada malam Jum’at Kliwon, di mana para peziarah yang sebelumnya melakukan ritual ziarah di Kadilangu, Demak, datang untuk melakukan ritual di Watu Bobot.

Baca Juga :  Mitos Membunyikan Klakson saat Melewati Lokasi Yang di Anggap Angker

Dalam ritual ini, ada keyakinan bahwa batu akan terasa ringan jika cocok dengan peziarah tersebut, namun akan terasa berat jika tidak cocok. Hal ini dipercaya sebagai pertanda atau peringatan dari Yang Maha Kuasa.

Penelitian yang dilakukan di Dukuh Mrapen, Kelurahan Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan.

Baca Juga :  Mitos Tuah Kayu Mulen untuk Kewibawaan: Fakta atau Kepercayaan yang Berakar

Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta menganalisis data dengan pendekatan deskriptif.

  • Bagikan