Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos Watu Bobot bukan sekadar cerita belaka, tetapi juga pengalaman langsung yang dialami oleh masyarakat setempat.
Ritual ini dipercayai sebagai tanda atau peringatan dari Yang Maha Kuasa, yang mengandung nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal yang dalam.
Kebudayaan dan pengaruh dari Ritual Watu Bobot dapat dilihat dari pelaksanaan ziarah di desa Mrapen.
Motivasi peziarah dalam melakukan ritual ini dipengaruhi oleh lingkungan, kesalihan Sunan Kalijaga, dorongan dari keluarga atau teman, dan pemahaman teologi Islam yang menekankan bahwa pertolongan hanya dapat diminta kepada Allah.
Dalam konteks ini, ritual Watu Bobot bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan bagian penting dari warisan budaya dan spiritualitas yang perlu dijaga dan dipahami dengan baik oleh generasi muda agar dapat terus dilestarikan dan diteruskan ke depan.
