Suara angin yang mengaum seperti ratapan kerap terdengar di sekitarnya, mengisyaratkan kesedihan yang masih menghantui batu itu.
Bentuknya yang menyerupai seorang lelaki yang tegak berdiri dan seorang perempuan yang terduduk, seakan menjadi representasi abadi dari dosa dan penyesalan.
Bagi pengunjung yang berkunjung ke Batu Ratapan Angin, selain menikmati keindahan alam Dieng yang memesona, mereka juga dihadapkan pada cerita yang menyentuh hati dan memancing rasa ingin tahu akan kebenaran di balik mitos tersebut.
Sementara bagi yang percaya akan kekuatan magis dan kutukan, mungkin mereka akan merasakan getaran mistis yang tersemat dalam setiap batuan yang membentuk Batu Ratapan Angin.
Mitos Batu Ratapan Angin Dieng, meskipun hanya tinggal sebagai kisah dari masa lalu, tetaplah menghidupkan keajaiban dan misteri dari sebuah tempat yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan sejarah Dieng.