Pada masa itu, banyak butik dan toko pakaian bergaya Eropa bermunculan di sepanjang jalan utama, seperti Jalan Braga.
Jalan Braga menjadi ikon gaya hidup mewah, menampilkan butik-butik kelas atas yang menjual pakaian dan aksesori bergaya Paris.
Warga Eropa di Bandung sering mengadopsi gaya berpakaian ala Paris, lengkap dengan acara-acara sosial seperti pesta dansa, opera, dan pertunjukan seni yang mengingatkan pada kehidupan malam di kota mode dunia itu.
b. Arsitektur Bergaya Eropa
Pembangunan Bandung yang masif pada era kolonial didukung oleh tata kota modern yang dirancang oleh arsitek Belanda.
Bangunan-bangunan bergaya Art Deco yang megah mulai menghiasi kota ini, seperti Gedung Sate, Hotel Savoy Homann, dan Gedung Merdeka.
Gaya arsitektur ini memperkuat kesan bahwa Bandung adalah kota yang meniru keindahan Paris, terutama dalam estetika perkotaannya.
c. Kehidupan Sosial yang Dinamis
Bandung menjadi tempat berkumpulnya kaum elit kolonial yang mencari hiburan dan relaksasi.
Mereka menikmati suasana santai di Bandung sambil mengenakan pakaian yang modis.
Aktivitas seperti nongkrong di kafe, berjalan-jalan di Jalan Braga, atau menghadiri pertunjukan seni memperlihatkan kehidupan yang menyerupai gaya Parisian.
3. Inspirasi dari Paris di Prancis
Paris adalah simbol mode, seni, dan budaya di dunia. Julukan “Paris van Java” tidak hanya menyoroti keindahan fisik Bandung tetapi juga menggambarkan semangatnya sebagai kota dengan cita rasa Eropa.
Orang-orang Belanda yang tinggal di Bandung merasa bahwa kota ini menawarkan suasana yang mengingatkan mereka pada Paris, baik dari segi suasana, gaya hidup, maupun estetika perkotaannya.
4. Bandung di Era Modern: Tetap “Paris van Java”
Meskipun zaman telah berubah, Bandung tetap mempertahankan julukan “Paris van Java.”