Selain itu, jelasnya, di beberapa negara, seperti Malaysia, terdapat jalur pendidikan doktor berbasis riset yang memungkinkan mahasiswa menyelesaikan program doktoralnya tanpa kuliah reguler, melainkan melalui bimbingan riset intensif.
“Model pendidikan ini menunjukkan bahwa standar akademik dapat bervariasi di berbagai institusi, tetapi tetap memiliki prinsip dasar yang harus dihormati,” katanya.
Sejalan dengan itu, Dr. Ilyas Indra mengingatkan bahwa publik tidak seharusnya memberikan tekanan politik terhadap proses akademik di UI, baik terhadap Bapak Bahlil Lahadalia maupun mahasiswa lainnya yang tengah menjalani tahapan akademik untuk menyelesaikan studinya, baik di tingkat sarjana, magister, maupun doktor.
Ia menegaskan pentingnya menjaga independensi UI sebagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia agar tetap berpegang pada standar akademik yang tinggi.
“Biarkan Universitas Indonesia menjalankan tugas akademiknya secara mandiri dan profesional tanpa tekanan politik. Kita harus menghargai perjuangan setiap individu dalam mencapai pendidikan tinggi serta menjaga integritas akademik UI sebagai kampus terbaik di Indonesia,” pungkas Dr. Ilyas Indra, S.HI., M.H., M.M.