SOKSI Terbitkan Buku “Jejak Sang Jenderal” Karya Amelia Yani: Mengungkap Peran Jenderal Ahmad Yani dalam Sejarah dan Lahirnya SOKSI

  • Bagikan
SOKSI Terbitkan Buku “Jejak Sang Jenderal” Karya Amelia Yani

Indo1.id – Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) secara resmi menerbitkan buku berjudul Jejak Sang Jenderal karya Amelia Yani, putri dari Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani.

Buku ini diterbitkan bekerja sama dengan Nusa Abdiguna Publishing, dan diluncurkan dalam rangkaian acara Kuliah Kebangsaan dan Bedah Buku yang digelar di Gedung Teater Fakultas Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum DPN SOKSI Ir. Ali Wongso Sinaga, Sekretaris Jenderal Dr. Ilyas Indra, penulis Amelia Yani, serta para narasumber nasional, antara lain:

Baca Juga :  Gerakan Pemuda Ansor NU Kota Depok Inisiasi Gerakan Pemilu Damai Gen Z

Untung Mupreni Ahmad Yani, putra Jenderal Ahmad Yani, Abraham Samad, Ketua KPK periode 2011–2015, Dr. Aris Adi Leksono, Sekjen Persatuan Guru NU & Komisioner KPAI

dan Prof. Dr. Muhammad Maksum, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.

SOKSI Terbitkan Buku “Jejak Sang Jenderal” Karya Amelia Yani

Mengenang Sang Jenderal dan Sejarah SOKSI

Buku ini mengangkat catatan harian dan jejak perjuangan Jenderal Ahmad Yani, termasuk komitmennya dalam mendukung penuh pendirian SOKSI yang digagas oleh Suhardiman sebagai benteng ideologis kaum karya dalam menghadapi ancaman komunisme.

Baca Juga :  Jadwal Cuti Bersama Lebaran 2023: Kapan Berakhir?

Dalam sambutannya, Ir. Ali Wongso Sinaga menyampaikan kebanggaannya atas peluncuran buku tersebut.

“Kami merasa terhormat bisa ikut menerbitkan karya sejarah yang penting ini. Jenderal Ahmad Yani adalah figur utama dalam mempertahankan Pancasila, dan perannya dalam mendukung SOKSI merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan melawan PKI,” ujarnya.

Buku ini tidak hanya menjadi rekaman sejarah pribadi seorang prajurit, tetapi juga refleksi ideologis dan nasionalisme seorang pemimpin yang gugur pada peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965.

Baca Juga :  Pengamat Minta Presiden Jokowi Tegur Luhut Terkait Pernyataan OTT KPK Ndeso!

“Lewat buku ini, kami ingin menghidupkan kembali semangat kebangsaan dan pengabdian tanpa pamrih kepada negara,” ujar Amelia Yani, yang menulis buku tersebut berdasarkan dokumen keluarga dan arsip pribadi.

Sementara itu, Dr. Ilyas Indra menekankan pentingnya karya ini sebagai bahan bacaan wajib generasi muda dalam mengenali sejarah perjuangan Pahlawan Revolusi.

“Sejarah bukan untuk dikenang saja, tetapi untuk dijadikan pelajaran dan inspirasi masa depan,” ujarnya.

  • Bagikan