Merdeka Belajar atau Merdeka Korupsi? Skandal Chromebook Jadi Sorotan

  • Bagikan
Kasus dugaan korupsi Chromebook senilai Rp9,9 triliun menyeret nama mantan Mendikbud Nadiem Makarim. Bagaimana dampaknya bagi pendidikan dan politik Indonesia?

Cermin Buram Sistem Pengadaan

Kasus Chromebook bukan sekadar soal individu. Ia membuka tabir gelap sistem pengadaan barang di Indonesia yang sarat dengan celah penyalahgunaan.

Dari proses tender, permainan harga, hingga kolusi dengan vendor besar—semua seakan jadi pola berulang.

Yang lebih mengkhawatirkan, pendidikan—sektor yang seharusnya paling steril dari praktik busuk—malah ikut tercemar.

Baca Juga :  Jusuf Kalla Singgung Pemerintahan Jokowi Mirip Soeharto! Kok Bisa?

Bagaimana kita bisa berharap lahir generasi emas, jika proses belajarnya saja sudah dicemari aroma korupsi?

Menanti Ketegasan Hukum

Kini bola panas ada di tangan Kejaksaan Agung. Publik menunggu apakah kasus ini benar-benar diusut hingga akar, atau hanya berakhir dengan skenario politik.

Jika hukum kembali tumpul ke atas, bukan hanya pendidikan yang rugi, tetapi juga kepercayaan rakyat terhadap negara.

Baca Juga :  Jadi Waketum PSSI, Zainudin Amali Mundur dari Menpora? Simak Ceritanya!

Nadiem berhak atas asas praduga tak bersalah, tetapi rakyat juga berhak menuntut keadilan. Jangan sampai kasus ini hanya jadi “pertunjukan politik” yang menguap begitu saja.

Penutup

Skandal Chromebook adalah peringatan keras: ketika pendidikan dijadikan komoditas, maka masa depan bangsa yang dipertaruhkan.

Jika benar ada korupsi, maka dosa itu bukan hanya pada hukum, tetapi juga pada jutaan anak Indonesia yang hak belajarnya telah dikhianati.

  • Bagikan