“pengawas justru harus medapatkan penguatan kapasitas, dari segi kompetensi, metode evaluasi, teknis tindak lanjut, inovasi, untuk mewujudkan budaya mutu di lingkungan sekolah. Warga sekolah harus diawasi sehingga ada kendali atas aktifitas pelayanan pembelajaran, baik secara akademkik maupun kelembagaan”, terang Aris
Lebih lanjut, Aris menegaskan bahawa persoalan kekurangan guru adalah masalah serius yang harus dipenuhi, tapi dengan mekanisme yang tepat, bukan dengan menarik pengawas menajadi guru. Karena Implematasi tahapan manajemen pendidikan, evaluasi sangat penting untuk mengukur ketercapaian standar layanan, dan memberikan umpan balik untuk hasil yang lebih baik. Kekurangan guru, jika tidak mau menjadi beban anggaran negara, bisa diatasi dengan pola multi subject teaching, pemerataan sebaran guru, dan lainya.
“betul kita kurang guru, tapi penyelesaiannya juga harus tepat, misalnya dengan penerapan sistem multi subject teaching, pemerataan sebaran, dan lainnya, tapi pengawas tetap dibutuhkan sebagai bentuk implentasi manajeman pendidikan yang baik dan benar, fungsi evaluasi dan umpan balik dibutuhkan sebagai alat pengendali mutu di sekolah, belum lagi persolan psikologis dan adabtasi, habis jadi pengawas turun jadi guru, satu persoalan tersendiri harus dipertimbangkan”.papar dia memungkas(I1**)