Merial Institute: Sabar, Adalah Kunci Bangsa Cepat Pulih dari Pandemi

  • Bagikan
Virus subvarian baru Covid-19 yang bernama Arcturus. (Dok. Halodoc)

Dia berujar, penanganan Covid-19 di Desa Bantengan merupakan contoh pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala Mikro (PPKM Mikro) dan karantina wilayah seperti yang diperintahkan Presiden.

“Jadi kita tidak boleh mengunci seluruh daerah kemudian dinyatakan merah. Zona merah itu paling di tingkat RT, RW, bahkan mungkin beberapa keluarga. Dan itulah yang di-lockdown. Sehingga ekonomi masih berjalan dan Covid-19 masih bisa dikendalikan,” ujarnya.

Baca Juga :  Harta Warisan Taruna Akmil Ludes Kena Tipu Polisi Gadungan, Hadeuh!

“Saya kira juga penanganannya sangat sempurna karena mereka yang bergejala ringan diangkut ke RS, kemudian yang masih sehat di-lockdown di RT-nya, nanti ditunggu sampai masa inkubasi. Kalau nanti masa inkubasi betul-betul sehat ya berarti sudah bebas Covid-19,” imbuh Muhadjir.

Menko PMK menjelaskan, pencegahan virus corona bukan hanya tugas aparat dan Satgas Covid-19 saja. Tetapi yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan.

Baca Juga :  Mahmud MD Di Dukung Relawan Gawani (Gerakan Wartawan Indonesia) Berantas Korupsi

“Kalau misalnya aparat saja tidak bisa, itu tidak mungkin. Karena kuncinya kesadaran masyarakat untuk selalu mengontrol kegiatan, saling mengingatkan selalu pakai masker, sebetulnya sederhana,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Merial Institute yang juga Komisaris Independen BSI, Arief Rosyid Hasan menyarankan masayarakat agar bersabar. “Setuju imbauan pemerintah ini. Sabar sedikit,” kata Arief Senin (21/06/2021).

Baca Juga :  Pemerintah Siapkan Berbagai Antisipasi Lonjakan Covid Jelang Idul Adha

Dengan bersabar dengan mengikuti kebijakan pemerintah kata dia, bentuk dan langkah besar Indonesia bangkit dari pandemi. “Sedikit bersabar, sabar buat cepat pulih,” pungka dia.

(grup/indo1)

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan