Seperti diketahui, dugaan adanya kebocoran data pada aplikasi eHAC pertama kali diungkap oleh para peneliti siber dari vpnMentor.
Tim peneliti vpnMentor, Noam Rotem dan Ran Locar, mengatakan eHAC tidak memiliki privasi dan protokol keamanan data yang mumpuni, sehingga mengakibatkan data pribadi lebih dari satu juta pengguna melalui server dapat terekspos.
Tak ada Kebocoran Data Warga di Sistem eHAC
Data yang diduga bocor itu diantaranya adalah ID pengguna yang berisi nomor kartu tanda penduduk (KTP), paspor serta data dan hasil tes Covid-19, alamat, nomor telepon dan nomor peserta rumah sakit, nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan serta foto diri.
Namun, pihak Kemenkes memastikan bahwa data yang dimiliki pihaknya masih aman dan terlindungi.
Menurut Kementerian, data yang bocor ialah milik rekanan atau vendor aplikasi eHAC.
“Kemenkes memastikan bahwa data masyarakat yang ada dalam sistem eHAC tidak bocor dan dalam perlindungan,” terang Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Anas Maruf.