Hasilnya, para suami yang secara finansial dihidupi oleh istrinya memiliki kecenderungan untuk berselingkuh yang lebih tinggi, yaitu sekitar 15 persen.
Christin L. Munsch, asisten profesor sosiologi di University of Connecticut yang memimpin penulisan studi itu, menuturkan bahwa para suami yang bergantung para istri merasa maskulinitasnya terancam. Untuk mengatasi hal ini, perselingkuhan menjadi cara bagi mereka dalam membangun kembali maskulinitas tersebut.
“Secara bersamaan, perselingkuhan memungkinkan pria yang terancam untuk menjauhkan diri dari, dan mungkin menghukum, pasangan mereka yang berpenghasilan lebih tinggi,” ujar Munsch, seperti dilansir dari You Beauty.
Menurut Munsch, laki-laki pada dasarnya memang memiliki naluri untuk selalu mendominasi wanita. Ketika mereka ‘dipaksa’ untuk bergantung kepada wanita atau istrinya, itu akan membuat mereka mencari cara untuk menebusnya.