Kampung Sumbersari, Sentra Rempah Dan Jamu Gendong Semarang.

  • Bagikan
๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜‘๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜‘๐˜ข๐˜ธ๐˜ข ๐˜›๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฉ.

Usaha jamu awalnya dirintis oleh ibu-ibu di tempat itu dikarenakan mereka tidak ada kegiatan saat suaminya bekerja.

Seiring berjalannya waktu, ibu-ibu di kampung Ngadirgo dan Wonopolo tidak hanya menjajakan jamu, tapi mereka juga menanam bahan-bahan mentahnya.

Mereka menanam rempah, sebagai bahan dasar jamu, di pekarangan rumah mereka.

Baca Juga :  Simak Resep Donat Tanpa Kentang yang Empuk dan Gurih!

Di perkarangan itu juga, mereka menanam temulawak, kunyit, kencur, daun papaya, manjakani, cabai jawa, dan bahan-bahan lainnya.

Setiap hari, para penjual jamu itu membawa 15-20 liter jamu gendong.

Bahkan bagi yang menjajakan jamu menggunakan sepeda motor, mereka sanggup membawa 70 liter jamu per hari.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan