“Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya.” (HR Imam Ahmad dan Imam Bukhari)
4. Memperbanyak pahala sedekah
Hal ini berdasarkan pandangan Imam Izzuddin al-Sulami, puasa dapat membuat manusia memperbanyak sedekah. Beliau mengatakan:
لأنّ الصّائم إذا جاع تذكّر مَا عنده من الجوع فحثّه ذلك علي إطعام الجائع
“Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar.” (Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami, Maqâshid al-Shaum, hlm 16).
5. Menyempurnakan ketaatan
Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami memandang bahwa orang yang berpuasa mengingatkan mereka pada lapar dan hausnya ahli neraka.
Beliau mengatakan:
لأنّه تذكّر جوع أهل النار والظمأهم فحثّه ذلك علي تكثير الطاعات لينجو بها من النّار
“Karena puasa mengingatkan kelaparan dan hausnya ahli neraka. Hal itulah yang mendorong orang berpuasa memperbanyak ketaatan kepada Allah agar terselamatkan dari api neraka.” (Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami, Maqâshid al-Shaum, hlm 17).
6. Adanya kenikmatan tersembunyi yang buat bersyukur
Menurut Imam Izzuddin al-Sulami, puasa dapat mengembalikan ingatan itu dan membuat mereka mensyukurinya. Beliau berkata:
إذا صام عرف نعمة الله عليه في الشِّبَع والرِّيّ فشكرها لذلك, فإنّ النِّعَم لا يُعرف مقدارُها إلّا بفقدها
“Ketika berpuasa, manusa menjadi tahu nikmat Allah kepadanya berupa kenyang dan terpenuhinya rasa haus. Karena itu mereka bersyukur. Sebab, kenikmatan tidak diketahui kadar/nilainya tanpa melalui hilangnya rasa nikmat itu (terlebih dahulu).” (Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami, Maqâshid al-Shaum, hlm 17).***