Dari sisi penanaman modal dalam negeri (PMDN), kontribusi Sulampua terhadap nasional mencapai 15,4%, atau Rp 9,4 triliun.
Sejalan dengan investasi yang dilakukan, industri pengolahan di Maluku Utara tumbuh secara signifikan.
Struktur ekonomi pun berubah dari sebelumnya didominasi oleh pertanian dan pertambangan menjadi industri pengolahan yang mengolah hasil tambang bijih mineral.
Peralihan dari sektor pertanian ke sektor industri pengolahan juga terlihat dari proporsi tenaga kerja sektor industri pengolahan yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Josua, βPeralihan tenaga kerja yang menghasilkan output yang lebih tinggi mendorong produktivitas tenaga kerja serta jumlah pekerja di Malut.β
Perkembangan ekonomi ini tidak terlepas dari komitmen operasional tambang dan hilirisasi yang berkelanjutan, serta berperan aktif dalam perlindungan lingkungan.
Hal ini telah menjadi perhatian dari Harita Nickel, yang berusaha menyeimbangkan kegiatan operasional berkelanjutan.








