Ahli Ungkap Penyebab Buruh Tak Jadi Kekuatan Politik Besar di Indonesia

  • Bagikan
π΄β„Žπ‘™π‘– π‘ˆπ‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘ π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘’π‘π‘Žπ‘ π΅π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž π‘‡π‘Žπ‘˜ π½π‘Žπ‘‘π‘– πΎπ‘’π‘˜π‘’π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘œπ‘™π‘–π‘‘π‘–π‘˜ π΅π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ 𝑑𝑖 πΌπ‘›π‘‘π‘œπ‘›π‘’π‘ π‘–π‘Ž (πΌπ‘™π‘’π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π΅π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž, πΉπ‘œπ‘‘π‘œ π‘£π‘–π‘£π‘Ž.π‘π‘œ.𝑖𝑑)

Meskipun Partai Buruh baru tampil dengan wajah yang baru, Ujang mengatakan bahwa pekerjaan rumah partai tersebut masih sama yaitu menyatukan kembali suara buruh yang sudah terpecah ke banyak partai politik.

Ujang mengakui bahwa buruh memang memiliki kekuatan yang luar biasa dan berpotensi untuk menentukan arah perpolitikan di Indonesia.

Namun, menurutnya saat ini stigma yang sudah terlanjur terbangun menyebabkan buruh dianggap tidak memiliki kekuatan.

Baca Juga :  PKS Klaim Anies Baswedan Pilihan Capres Yang Disukai Oleh Buruh

Ujang mengatakan bahwa anggapan tersebut merupakan pikiran lama dan masih merasuk ke dalam diri para buruh.

Karena merasa lemah, perjuangan buruh hanya dinikmati oleh elit-elit buruh seperti ketua serikat kerja dan lain-lain.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan