“Dia meminta untuk bertemu Ketua MUI beberapa kali dan meminta bantuan karena dia mengaku sebagai seorang nabi. Dia bahkan mengancam,” jelas Nugrahadi.
Namun, Mustopa merasa tidak diterima dengan baik dan langsung menembak ke arah gedung MUI, sehingga pecahan kaca pintu mengenai salah satu staf.
Pelaku penembakan sebelumnya telah diidentifikasi sebagai Mustofa NR dan berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian, namun kemudian meninggal.
Mustofa meninggalkan sebuah surat yang diberi judul “Sumpah yang Kedua”. Surat tersebut ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya dan berisi ancaman pada tanggal 25 Juli 2022.
“Saya bersumpah atas nama Allah dan Rasul saya akan mencari senjata api. Saya akan menembak para penguasa dan pejabat di negeri ini, terutama orang-orang MUI tanpa memberi tahu terlebih dahulu,” bunyi surat tersebut yang ditulis oleh Mustofa.








