Namun, saat itu Columbus dan rombongannya masih bingung tentang fungsi dari daun tersebut. Kemudian mereka melihat penduduk asli Amerika sedang membakar dan menghirup asap dari daun tembakau.
Setelah mengetahui hal tersebut, Columbus membawa pulang daun tembakau dan memperkenalkannya sebagai komoditas perdagangan. Ternyata, daun tembakau tersebut mendapat permintaan yang tinggi, terutama di kota-kota pelabuhan di Spanyol dan Portugal.
Tembakau Dipercaya sebagai Obat
Karena banyak pelaut yang melakukan perjalanan ke Amerika, mereka mulai memperkenalkan tembakau di Eropa. Para pelaut meyakini bahwa tembakau memiliki manfaat untuk meredakan pilek dan radang tenggorokan.
Penggunaan tembakau semakin berkembang dengan cara melintingkannya dengan tangan menggunakan selembar kertas khusus. Cara baru ini dengan cepat menyebar dan diminati oleh para pelaut dan tentara.
Pada tahun 1556, tanaman tembakau mulai ditanam di Eropa. Negara Eropa pertama yang mengembangkan tembakau adalah Prancis, dan di sinilah istilah “rokok” atau “sigaret” pertama kali digunakan.
Kemudian perkembangan ini diikuti oleh Portugal, Spanyol, dan Inggris. Namun, karena semakin meningkatnya jumlah perokok dan efek samping untuk kesehatan mulai dirasakan, pada 1600-an disahkan hukum yang membatasi perkebunan dan penjualan daun tembakau di Eropa.