Kami juga mengunjungi Istana Mini Neira, sebuah bangunan istana yang dibangun oleh VOC sebagai tempat tinggal para gubernur jenderalnya. Bangunan ini memiliki arsitektur megah dengan dinding putih dan jendela besar. Di dalamnya, terdapat beberapa ruangan yang berisi perabotan dan benda-benda antik.
Salah satu ruangan yang menarik perhatian kami adalah ruang kerja Gubernur Jenderal Pieter Bot. Di sana, terdapat sebuah meja kayu besar dengan kursi kulit hitam. Di atas meja, terdapat beberapa dokumen penting dan peta-peta lama. Di dinding belakang meja, terdapat sebuah lukisan Pieter Bot dengan seragam VOC.
Kami berfoto-foto di depan meja tersebut sambil bercanda bahwa kami adalah gubernur jenderal dan istri nya. Kami merasa seperti kembali ke masa lalu dan merasakan suasana kolonialisme.
Setelah puas berkeliling istana, kami melanjutkan perjalanan ke Gereja Bandaneira, sebuah gereja tua yang dibangun pada tahun 1852 oleh misionaris Protestan Belanda. Gereja ini memiliki arsitektur khas Eropa dengan menara lonceng dan jendela kaca patri.
Kami masuk ke dalam gereja dan merasakan suasana tenang dan damai. Kami melihat beberapa lukisan dan patung yang menggambarkan adegan-adegan Alkitab. Kami juga melihat beberapa nisan tua yang bertuliskan nama-nama orang Belanda yang meninggal di Banda Neira.
Kami duduk di salah satu bangku gereja dan berdoa bersama. Kami bersyukur atas kesempatan untuk bisa berlibur bersama di tempat yang indah ini. Kami juga meminta perlindungan dan berkat untuk perjalanan kami selanjutnya.
Setelah mengunjungi gereja, kami kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak. Kami mandi dan berganti pakaian. Lalu, kami keluar lagi untuk mencari makan malam.
Kami mencoba salah satu restoran yang ada di dekat hotel. Namanya Restoran Nutmeg Tree Cafe & Restaurant. Restoran ini menyajikan masakan Indonesia dan internasional dengan bahan-bahan segar dari pulau ini.
Kami memesan nasi goreng cakalang fufu dan ayam bakar nutmeg sebagai menu utama. Untuk minuman, kami memesan jus jeruk segar dan teh hangat madu jahe. Untuk pencuci mulut, kami memesan pisang goreng nutmeg dengan es krim vanilla.
Rasanya enak sekali dan harga nya juga terjangkau. Kami membayar Rp 250.000 untuk makan malam kami.
Sambil makan, kami menikmati pemandangan malam di restoran. Kami bisa melihat lampu-lampu hotel dan rumah-rumah penduduk yang berkilauan di kegelapan. Kami juga bisa mendengar suara musik live dari restoran sebelah.
Kami bercerita tentang banyak hal sambil tertawa-tawa. Kami merasa sangat bahagia bisa bersama di tempat ini.
Setelah makan malam, kami kembali ke hotel untuk tidur. Besok pagi, kami akan naik ke Gunung Banda Api.