- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Mitos dan Cerita Nabi yang Tertidur 100 Tahun, Siapakah Dia?

  • Bagikan
Susana gurun dan onta. (Foto: pixabay)

Indo1.id – Salah satu kisah yang menarik dan mengagumkan dalam Al-Qur’an adalah kisah tentang seorang hamba Allah yang tertidur selama 100 tahun dan kemudian dihidupkan kembali oleh Allah.

Kisah ini diceritakan dalam surat Al-Baqarah ayat 259 yang artinya sebagai berikut:

“Artinya: Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?”

Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?”

Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal 100 tahun.

Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia.

Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.””

Siapakah hamba Allah yang tertidur 100 tahun itu?

Al-Qur’an tidak menyebutkan nama hamba Allah yang tertidur 100 tahun itu secara eksplisit.

Namun, sebagian ulama dan mufasir berpendapat bahwa hamba Allah itu adalah Nabi Uzair AS, seorang nabi yang diutus kepada Bani Israil.

Pendapat ini didasarkan pada beberapa hadis dan riwayat yang menyebutkan nama Uzair sebagai orang yang tertidur 100 tahun.

Baca Juga :  Mitos Benalu Kelor dan Khasiat Hebatnya dalam Pengobatan Tradisional

Salah satu hadis yang menyebutkan nama Uzair adalah hadis riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Uzair adalah putra Allah.” Maka Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Dia berkata, “Berapa lama aku tidur?”

Allah berfirman, “Engkau telah tidur selama seratus tahun.” Dia berkata, “Lihatlah makanan dan minumanku, mereka belum berubah.”

Allah berfirman, “Ya, Aku telah menjadikan engkau tanda bagi manusia. Lihatlah keledaimu.” Dan keledainya telah menjadi tulang belulang.

Kemudian Allah menghidupkannya kembali dan menjadikannya seekor keledai yang utuh.

Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Naiklah keledaimu dan pergilah ke negerimu.” Maka dia pergi dan menemukan orang-orang dari kaumnya telah berubah menjadi orang-orang yang beriman.

Maka dia berkata, “Aku adalah Uzair.” Mereka berkata, “Allah tidak mengutus seorang pun dengan nama Uzair.” Dia berkata, “Aku adalah seorang hamba Allah dan seorang nabi-Nya.”

Mereka berkata, “Berapa lama engkau tinggal?” Dia berkata, “Aku tinggal selama seratus tahun.” Mereka berkata, “Siapa yang dapat mengetahui hal itu?” Dia berkata, “Tanyakan kepada anakku dan saudara perempuanku.”

Mereka berkata, “Berapa umur mereka?” Dia berkata, “Anakku berumur delapan puluh tahun dan saudara perempuanku berumur sembilan puluh tahun.”

Mereka berkata, “Bagaimana mungkin?” Kemudian mereka pergi dan menemukan anaknya dan saudara perempuannya masih hidup.

Mereka bertanya kepada mereka tentang Uzair. Mereka berkata, “Dia adalah ayah kami dan saudara laki-laki kami.” Maka mereka mempercayainya dan mengakuinya sebagai nabi.”

Baca Juga :  Mitos Sumur Jalatunda: Keajaiban Alam di Dataran Tinggi Dieng

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya (2/443), Imam Al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah (6/383), Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/546), Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya (15/101), Imam Al-Tabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabir (24/353).

Imam Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya (2/654), Imam Ibnu Jarir al-Tabari dalam Tafsirnya (3/91), Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (1/648), Imam Al-Qurtubi dalam Tafsirnya (2/301), Imam As-Suyuti dalam Ad-Durr al-Manthur (1/597), dan lain-lain.

Namun, sebagian ulama dan mufasir lainnya berpendapat bahwa hamba Allah yang tertidur 100 tahun itu bukan Nabi Uzair AS, melainkan seorang hamba Allah biasa yang tidak dikenal namanya.

Pendapat ini didasarkan pada beberapa alasan, di antaranya:

– Al-Qur’an tidak menyebutkan nama hamba Allah yang tertidur 100 tahun itu secara eksplisit, sehingga tidak boleh menetapkan nama tanpa dalil yang pasti.

– Hadis-hadis yang menyebutkan nama Uzair sebagai orang yang tertidur 100 tahun itu tidak memiliki sanad yang kuat dan shahih, sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.

– Kisah Uzair yang tertidur 100 tahun itu bertentangan dengan beberapa ayat Al-Qur’an lainnya yang menyebutkan bahwa Bani Israil menganggap Uzair sebagai putra Allah (QS At-Taubah ayat 30) dan bahwa mereka membunuh para nabi secara zalim (QS Al-Baqarah ayat 61).

– Jika Uzair adalah seorang nabi yang tertidur 100 tahun, maka bagaimana mungkin Bani Israil menganggapnya sebagai putra Allah dan membunuhnya secara zalim?

Baca Juga :  Kayu Bertuah Liwung Putih dari Gunung Lawu

– Kisah Uzair yang tertidur 100 tahun itu juga bertentangan dengan beberapa riwayat sejarah yang menyebutkan bahwa Uzair adalah seorang ulama yang mengumpulkan dan menulis kembali kitab Taurat yang telah rusak dan hilang akibat penyerangan Nebukadnezar, raja Babilonia, terhadap Baitul Maqdis.

Jika Uzair adalah seorang ulama yang mengumpulkan dan menulis kembali kitab Taurat, maka bagaimana mungkin ia tertidur selama 100 tahun?

Oleh karena itu, sebagian ulama dan mufasir lebih cenderung memilih pendapat yang menyatakan bahwa hamba Allah yang tertidur 100 tahun itu bukan Nabi Uzair AS, melainkan seorang hamba Allah biasa yang tidak dikenal namanya.

Pendapat ini juga lebih sesuai dengan tujuan ayat tersebut, yaitu untuk menunjukkan kekuasaan dan kebesaran Allah dalam menghidupkan kembali makhluk-Nya pada hari kiamat nanti.

Kesimpulan

Kisah hamba Allah yang tertidur 100 tahun adalah salah satu kisah yang menarik dan mengagumkan dalam Al-Qur’an.

Kisah ini diceritakan dalam surat Al-Baqarah ayat 259 sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah bagi manusia.

Namun, Al-Qur’an tidak menyebutkan nama hamba Allah yang tertidur 100 tahun itu secara eksplisit. Sebagian ulama dan mufasir berpendapat bahwa hamba Allah itu adalah Nabi Uzair AS, seorang nabi yang diutus kepada Bani Israil.

Namun, sebagian ulama dan mufasir lainnya berpendapat bahwa hamba Allah itu bukan Nabi Uzair AS, melainkan seorang hamba Allah biasa yang tidak dikenal namanya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan