Indo1.id – Juventus mendapat pukulan telak dari UEFA setelah terbukti melanggar aturan financial fair play (FFP).
Klub raksasa Italia itu dihukum dan didenda oleh badan sepak bola Eropa tersebut, tidak bisa bermain di kompetisi Eropa musim depan.
Juventus dituduh menggelembungkan nilai transfer sejumlah pemainnya beberapa musim lalu, seperti Cristiano Ronaldo, Matthijs de Ligt, dan Aaron Ramsey.
Hal itu dilakukan untuk mengelabui FFP yang mengatur batas pengeluaran dan pemasukan klub.
UEFA menetapkan hukuman berupa pengurangan 10 juta euro atau sekitar Rp 167 miliar dari pendapatan Juventus di kompetisi Eropa.
Jumlah denda tersebut bisa bertambah dua kali lipat jika Juventus melanggar FFP lagi dalam tiga tahun ke depan.
Selain itu, UEFA juga melarang Juventus untuk berkompetisi di UEFA Conference League musim 2023/2024.
Juventus seharusnya lolos ke ajang baru tersebut setelah finis di posisi ketujuh klasemen Liga Italia musim lalu.
Namun, karena hukuman UEFA, Juventus harus melewatkan kompetisi Eropa untuk pertama kalinya sejak musim 1990/1991.
Hal ini tentu menjadi pukulan telak bagi ambisi Juventus untuk kembali meraih gelar di Eropa.
Juventus sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait hukuman dan denda dari UEFA.
Namun, kabarnya klub tersebut akan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) untuk membatalkan atau mengurangi hukuman tersebut.
Sebelumnya, Juventus juga sempat mendapat hukuman pengurangan 15 poin dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) karena kasus yang sama.
Namun, hukuman itu berhasil dibatalkan setelah Juventus mengajukan banding.
Juventus merupakan salah satu klub tersukses di Eropa dengan koleksi dua gelar Liga Champions, tiga gelar Piala UEFA/Liga Europa, dua gelar Piala Winners, dan satu gelar Piala Super Eropa.
Terakhir kali Juventus juara di Eropa adalah pada musim 1995/1996 saat mengalahkan Ajax lewat adu penalti di final Liga Champions.
