Mengenang Sepak Terjang Mendiang Raja Fahd di Pusaran Konflik Timur Tengah

  • Bagikan
King Fadh, Raja Arab Saudi. (Foto: Britannica)

Raja Fahd mengutuk serangan ini dan berjanji untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk menangkap pelakunya.

Pada tahun 2001, serangan 11 September mengejutkan dunia. Serangan ini dilakukan oleh kelompok Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden.

Dari 19 pembajak pesawat yang terlibat dalam serangan ini, 15 orang berasal dari Arab Saudi.

Baca Juga :  Vladimir Putin akan Hadir ke Indonesia Untuk G20, Apa Peran Indonesia Dalam G20? Ini Penjelasanya!

Hal ini menimbulkan kecurigaan dan kritik terhadap Arab Saudi sebagai sekutu Amerika Serikat.

Raja Fahd mengutuk serangan ini dan menyatakan solidaritasnya dengan Amerika Serikat.

Ia juga mengambil langkah-langkah untuk memerangi terorisme dan mereformasi sistem politik dan sosial di Arab Saudi.

Ia memberikan hak suara kepada perempuan, membentuk dewan konsultatif, dan mengizinkan partisipasi masyarakat sipil dalam pemerintahan.

Baca Juga :  Jaksa Agung Israel, Dakwa PM 'Netanyahu' Tuduhan Korupsi dan Suap

Namun, Raja Fahd juga menghadapi tantangan kesehatan yang serius.

Pada tahun 1995, ia mengalami stroke yang melemahkan kemampuannya untuk memimpin.

Ia kemudian menyerahkan sebagian besar kekuasaannya kepada saudara tirinya, Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud, yang menjadi wali raja.

Raja Fahd meninggal dunia pada tanggal 1 Agustus 2005 di usia 84 tahun.

Baca Juga :  Gawat, Dokumen Rahasia Taiwan Bocor, Apakah China Terlibat?

Ia digantikan oleh Pangeran Abdullah sebagai raja Arab Saudi. Raja Fahd dianggap sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dan berjasa dalam sejarah Arab Saudi dan Timur Tengah.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan