Tips Foto Potrait Pakai Lensa Tele, Ini yang Harus Anda Ketahui

  • Bagikan
Tips foto menggunakan lensa tele (foto: Pixabay)

Indo1.id – Lensa tele adalah lensa yang memiliki jangkauan fokus yang panjang, biasanya di atas 70 mm.

Lensa ini cocok digunakan untuk memotret objek yang jauh, seperti olahraga, satwa liar, atau penerbangan.

Namun, lensa tele juga bisa digunakan untuk memotret foto potrait, yaitu foto yang menonjolkan wajah atau bagian tubuh seseorang.

Dengan lensa tele, Anda bisa mendapatkan efek blur pada latar belakang foto yang membuat objek lebih menonjol.

Selain itu, lensa tele juga bisa menghasilkan efek kompresi latar belakang, yaitu efek yang membuat latar belakang terlihat lebih dekat dengan objek.

Efek ini bisa memberikan kesan dramatis atau artistik pada foto.

Namun, memotret foto potrait dengan lensa tele juga membutuhkan beberapa tips agar hasilnya optimal.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda coba:

1. Pilih focal length yang sesuai

Focal length adalah jarak antara titik fokus lensa dengan sensor kamera. Focal length menentukan seberapa besar cakupan gambar dan seberapa besar perbesaran objek.

Untuk memotret foto potrait dengan lensa tele, Anda harus memilih focal length yang sesuai dengan jarak objek foto Anda. Berikut ini adalah beberapa pilihan focal length yang umum digunakan:

Baca Juga :  Nokia Fire Pro 2023: Smartphone Flagship dengan RAM 16GB dan Kamera 108MP!

– Focal length 85–135 mm, telefoto jarak pendek untuk mengambil gambar potrait

Lensa tele dengan focal length 85–135 mm biasa disebut dengan short telefoto. Jenis ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Lensa ini cocok untuk mengambil gambar potrait wajah atau setengah badan. Lensa ini bisa memberikan efek blur yang lembut dan natural pada latar belakang foto.

– Focal length 135–300 mm, telefoto jarak menengah untuk mengambil gambar potrait dari jarak jauh

Lensa tele dengan focal length 135–300 mm biasa disebut dengan medium telefoto. Jenis ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang jaraknya cukup jauh.

Lensa ini cocok untuk mengambil gambar potrait dari jarak jauh, misalnya saat objek sedang beraktivitas atau tidak menyadari kamera.

Lensa ini bisa memberikan efek blur yang lebih kuat dan dramatis pada latar belakang foto.

– Focal length di atas 300 mm, telefoto jarak jauh untuk mengambil gambar potrait dari jarak sangat jauh

Baca Juga :  Cara Migrasi dari Kartu SIM ke eSIM: Panduan Lengkap untuk Pengguna Smartphone di 2025

Lensa tele dengan focal length di atas 300 mm biasa disebut dengan super telefoto. Jenis ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang jaraknya sangat jauh.

Lensa ini cocok untuk mengambil gambar potrait dari jarak sangat jauh, misalnya saat objek berada di tempat yang sulit dijangkau atau berbahaya.

Lensa ini bisa memberikan efek blur yang sangat kuat dan kompresi latar belakang yang ekstrem pada foto.

2. Gunakan tripod atau stabilizer

Memotret dengan lensa tele membutuhkan kestabilan yang tinggi agar hasilnya tidak blur atau goyang.

Hal ini karena lensa tele memiliki perbesaran yang tinggi sehingga setiap getaran akan terlihat pada foto.

Untuk itu, Anda disarankan untuk menggunakan tripod atau stabilizer saat memotret dengan lensa tele.

Tripod atau stabilizer bisa membantu Anda menahan kamera agar tetap stabil dan fokus pada objek.

Jika Anda tidak memiliki tripod atau stabilizer, Anda bisa mencari bantuan dari benda-benda sekitar Anda, seperti dinding, pagar, atau meja.

Anda juga bisa menahan napas saat menekan tombol rana agar kamera tidak bergerak.

Baca Juga :  Ingin Cepat Bisa Move On? Simak Penjelasan Dibawah!

3. Atur aperture yang sesuai

Aperture adalah bukaan lensa yang mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera.

Aperture juga mempengaruhi kedalaman bidang atau depth of field, yaitu jarak antara objek terdekat dan terjauh yang masih fokus pada foto.

Untuk memotret foto potrait dengan lensa tele, Anda harus mengatur aperture yang sesuai dengan efek yang Anda inginkan.

Berikut ini adalah beberapa pilihan aperture yang umum digunakan:

– Aperture besar (f-stop rendah), untuk mendapatkan efek blur yang kuat pada latar belakang foto

Aperture besar adalah aperture dengan nilai f-stop rendah, misalnya f/2.8, f/4, atau f/5.6.

Aperture besar memungkinkan cahaya masuk lebih banyak ke sensor kamera sehingga membuat foto lebih terang.

Aperture besar juga membuat depth of field menjadi sempit sehingga membuat latar belakang foto menjadi blur.

Efek blur ini bisa membantu Anda mengisolasi objek dari latar belakang yang ramai atau tidak menarik.

– Aperture kecil (f-stop tinggi), untuk mendapatkan efek kompresi latar belakang yang jelas pada foto

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan