- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Tips Foto Potrait Pakai Lensa Tele, Ini yang Harus Anda Ketahui

  • Bagikan
Tips foto menggunakan lensa tele (foto: Pixabay)

Indo1.id – Lensa tele adalah lensa yang memiliki jangkauan fokus yang panjang, biasanya di atas 70 mm.

Lensa ini cocok digunakan untuk memotret objek yang jauh, seperti olahraga, satwa liar, atau penerbangan.

Namun, lensa tele juga bisa digunakan untuk memotret foto potrait, yaitu foto yang menonjolkan wajah atau bagian tubuh seseorang.

Dengan lensa tele, Anda bisa mendapatkan efek blur pada latar belakang foto yang membuat objek lebih menonjol.

Selain itu, lensa tele juga bisa menghasilkan efek kompresi latar belakang, yaitu efek yang membuat latar belakang terlihat lebih dekat dengan objek.

Efek ini bisa memberikan kesan dramatis atau artistik pada foto.

Namun, memotret foto potrait dengan lensa tele juga membutuhkan beberapa tips agar hasilnya optimal.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda coba:

1. Pilih focal length yang sesuai

Focal length adalah jarak antara titik fokus lensa dengan sensor kamera. Focal length menentukan seberapa besar cakupan gambar dan seberapa besar perbesaran objek.

Untuk memotret foto potrait dengan lensa tele, Anda harus memilih focal length yang sesuai dengan jarak objek foto Anda. Berikut ini adalah beberapa pilihan focal length yang umum digunakan:

– Focal length 85–135 mm, telefoto jarak pendek untuk mengambil gambar potrait

Lensa tele dengan focal length 85–135 mm biasa disebut dengan short telefoto. Jenis ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Lensa ini cocok untuk mengambil gambar potrait wajah atau setengah badan. Lensa ini bisa memberikan efek blur yang lembut dan natural pada latar belakang foto.

– Focal length 135–300 mm, telefoto jarak menengah untuk mengambil gambar potrait dari jarak jauh

Lensa tele dengan focal length 135–300 mm biasa disebut dengan medium telefoto. Jenis ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang jaraknya cukup jauh.

Lensa ini cocok untuk mengambil gambar potrait dari jarak jauh, misalnya saat objek sedang beraktivitas atau tidak menyadari kamera.

Lensa ini bisa memberikan efek blur yang lebih kuat dan dramatis pada latar belakang foto.

Baca Juga :  Cek 5 Rekomendasi HP di Bawah 3 Juta Lengkap dengan Spesifikasinya!

– Focal length di atas 300 mm, telefoto jarak jauh untuk mengambil gambar potrait dari jarak sangat jauh

Lensa tele dengan focal length di atas 300 mm biasa disebut dengan super telefoto. Jenis ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang jaraknya sangat jauh.

Lensa ini cocok untuk mengambil gambar potrait dari jarak sangat jauh, misalnya saat objek berada di tempat yang sulit dijangkau atau berbahaya.

Lensa ini bisa memberikan efek blur yang sangat kuat dan kompresi latar belakang yang ekstrem pada foto.

2. Gunakan tripod atau stabilizer

Memotret dengan lensa tele membutuhkan kestabilan yang tinggi agar hasilnya tidak blur atau goyang.

Hal ini karena lensa tele memiliki perbesaran yang tinggi sehingga setiap getaran akan terlihat pada foto.

Untuk itu, Anda disarankan untuk menggunakan tripod atau stabilizer saat memotret dengan lensa tele.

Tripod atau stabilizer bisa membantu Anda menahan kamera agar tetap stabil dan fokus pada objek.

Jika Anda tidak memiliki tripod atau stabilizer, Anda bisa mencari bantuan dari benda-benda sekitar Anda, seperti dinding, pagar, atau meja.

Anda juga bisa menahan napas saat menekan tombol rana agar kamera tidak bergerak.

3. Atur aperture yang sesuai

Aperture adalah bukaan lensa yang mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera.

Aperture juga mempengaruhi kedalaman bidang atau depth of field, yaitu jarak antara objek terdekat dan terjauh yang masih fokus pada foto.

Untuk memotret foto potrait dengan lensa tele, Anda harus mengatur aperture yang sesuai dengan efek yang Anda inginkan.

Berikut ini adalah beberapa pilihan aperture yang umum digunakan:

– Aperture besar (f-stop rendah), untuk mendapatkan efek blur yang kuat pada latar belakang foto

Aperture besar adalah aperture dengan nilai f-stop rendah, misalnya f/2.8, f/4, atau f/5.6.

Aperture besar memungkinkan cahaya masuk lebih banyak ke sensor kamera sehingga membuat foto lebih terang.

Aperture besar juga membuat depth of field menjadi sempit sehingga membuat latar belakang foto menjadi blur.

Baca Juga :  Tips Membersihkan Noda Kotoran di Botol Minum yang Membandel

Efek blur ini bisa membantu Anda mengisolasi objek dari latar belakang yang ramai atau tidak menarik.

– Aperture kecil (f-stop tinggi), untuk mendapatkan efek kompresi latar belakang yang jelas pada foto

Aperture kecil adalah aperture dengan nilai f-stop tinggi, misalnya f/11, f/16, atau f/22.

Aperture kecil memungkinkan cahaya masuk lebih sedikit ke sensor kamera sehingga membuat foto lebih gelap.

Aperture kecil juga membuat depth of field menjadi lebar sehingga membuat latar belakang foto menjadi jelas.

Efek jelas ini bisa membantu Anda menampilkan kompresi latar belakang yang ekstrem pada foto.

Kompresi latar belakang adalah efek yang membuat latar belakang terlihat lebih dekat dengan objek.

Efek ini bisa memberikan kesan dramatis atau artistik pada foto.

4. Atur shutter speed yang sesuai

Shutter speed adalah kecepatan rana atau pintu kamera yang mengatur seberapa lama cahaya masuk ke sensor kamera.

Shutter speed juga mempengaruhi gerakan objek pada foto, apakah akan terlihat tajam atau blur.

Untuk memotret foto potrait dengan lensa tele, Anda harus mengatur shutter speed yang sesuai dengan kondisi cahaya dan gerakan objek.

Berikut ini adalah beberapa pilihan shutter speed yang umum digunakan:

– Shutter speed cepat (nilai tinggi), untuk mendapatkan foto yang tajam dan bebas blur

Shutter speed cepat adalah shutter speed dengan nilai tinggi, misalnya 1/500 detik, 1/1000 detik, atau 1/2000 detik.

Shutter speed cepat memungkinkan rana membuka dan menutup dengan cepat sehingga membuat cahaya masuk sebentar ke sensor kamera.

Shutter speed cepat juga membuat gerakan objek terlihat tajam dan bebas blur pada foto.

Hal ini cocok untuk memotret objek yang bergerak cepat, seperti olahraga, satwa liar, atau penerbangan.

– Shutter speed lambat (nilai rendah), untuk mendapatkan foto yang gelap dan blur

Shutter speed lambat adalah shutter speed dengan nilai rendah, misalnya 1/30 detik, 1/15 detik, atau 1/8 detik.

Shutter speed lambat memungkinkan rana membuka dan menutup dengan lambat sehingga membuat cahaya masuk lama ke sensor kamera.

Baca Juga :  Tips Mudah Mengatasi Rambut Mengembang, Ini Caranya!

Shutter speed lambat juga membuat gerakan objek terlihat blur pada foto.

Hal ini cocok untuk memotret objek yang bergerak lambat, seperti air terjun, sungai, atau api.

5. Atur ISO yang sesuai

ISO adalah sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO juga mempengaruhi noise atau butiran pada foto, apakah akan terlihat banyak atau sedikit.

Untuk memotret foto potrait dengan lensa tele, Anda harus mengatur ISO yang sesuai dengan kondisi cahaya dan pengaturan lainnya.

Berikut ini adalah beberapa pilihan ISO yang umum digunakan:

– ISO rendah (nilai rendah), untuk mendapatkan foto yang berkualitas tinggi dan bebas noise

ISO rendah adalah ISO dengan nilai rendah, misalnya 100, 200, atau

– ISO rendah (nilai rendah), untuk mendapatkan foto yang berkualitas tinggi dan bebas noise

ISO rendah adalah ISO dengan nilai rendah, misalnya 100, 200, atau 400. ISO rendah memungkinkan sensor kamera kurang sensitif terhadap cahaya sehingga membuat foto lebih gelap.

ISO rendah juga membuat noise atau butiran pada foto menjadi sedikit atau tidak terlihat.

Hal ini cocok untuk memotret foto potrait dengan lensa tele di kondisi cahaya yang cukup atau terang.

– ISO tinggi (nilai tinggi), untuk mendapatkan foto yang terang dan noise

ISO tinggi adalah ISO dengan nilai tinggi, misalnya 800, 1600, atau 3200.

ISO tinggi memungkinkan sensor kamera lebih sensitif terhadap cahaya sehingga membuat foto lebih terang.

ISO tinggi juga membuat noise atau butiran pada foto menjadi banyak atau terlihat.

Hal ini cocok untuk memotret foto potrait dengan lensa tele di kondisi cahaya yang kurang atau gelap.

Itulah beberapa tips foto potrait pakai lensa tele yang bisa Anda coba.

Dengan lensa tele, Anda bisa mendapatkan efek blur, kompresi, dan perbesaran yang berbeda dari lensa lainnya.

Namun, Anda juga harus memperhatikan pengaturan kamera seperti focal length, aperture, shutter speed, dan ISO agar hasil foto sesuai dengan keinginan Anda. Selamat mencoba!

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan