Game-game ini juga bisa membuat anak-anak menjadi agresif, emosional, hingga depresi.
6. Game dengan fitur chat. Game dengan fitur chat seperti Roblox, Minecraft, Among Us, dan Fortnite bisa membuat anak-anak berinteraksi dengan pemain lain dari seluruh dunia.
Hal ini mungkin terlihat seru dan edukatif, tetapi juga berbahaya. Anak-anak bisa terjebak dalam komunitas-komunitas yang tidak sehat atau bahkan kriminal.
Anak-anak juga bisa menjadi sasaran para predator seksual yang menyamar sebagai teman bermain.
7. Aplikasi dating. Aplikasi dating seperti Tinder, Bumble, Grindr, dan OkCupid bisa digunakan oleh anak-anak untuk mencari pasangan atau teman kencan secara online.
Hal ini sangat tidak disarankan bagi anak-anak, karena bisa membawa dampak negatif bagi perkembangan mereka.
Anak-anak bisa terlibat dalam hubungan seksual dini, hamil di luar nikah, terinfeksi penyakit menular seksual, hingga menjadi korban kekerasan dalam pacaran.
8. Aplikasi deepfake. Aplikasi deepfake seperti FaceApp, Reface, Zao, dan Doublicat bisa digunakan oleh anak-anak untuk mengubah wajah mereka atau orang lain dengan teknologi kecerdasan buatan.
Hal ini mungkin terlihat lucu dan menghibur, tetapi juga berbahaya.
Aplikasi deepfake bisa mengumpulkan data sensitif seperti ekspresi wajah, pola, dan gambar anak-anak untuk melatih AI mereka.
Aplikasi deepfake juga bisa digunakan untuk memanipulasi foto atau video orang lain untuk tujuan jahat.
9. Aplikasi VPN. Aplikasi VPN seperti Turbo VPN, NordVPN, ExpressVPN, dan Hotspot Shield bisa digunakan oleh anak-anak untuk mengakses situs-situs yang diblokir oleh pemerintah atau provider internet.
Hal ini bisa membuat anak-anak mengakses situs-situs yang berisi konten negatif atau ilegal, seperti pornografi, judi, narkoba, terorisme, hingga peretasan.
10. Aplikasi malware. Aplikasi malware adalah aplikasi yang mengandung kode jahat yang bisa merusak atau mencuri data dari HP anak-anak.
Aplikasi malware bisa berbentuk aplikasi palsu yang meniru aplikasi populer, aplikasi modifikasi yang menawarkan fitur tambahan, atau aplikasi bajakan yang tidak resmi.
Aplikasi malware bisa menyebabkan HP anak-anak menjadi lambat, hang, restart sendiri, hingga mati total.
Itulah 10 aplikasi berbahaya yang jangan sampai ada di HP anak-anak.
Orangtua harus selalu memeriksa dan mengontrol HP yang digunakan oleh anak-anak mereka.
Orangtua juga harus memberikan edukasi dan pengawasan kepada anak-anak tentang penggunaan HP yang aman dan bijak.
Dengan demikian, anak-anak bisa terhindar dari bahaya-bahaya yang mengintai di dunia maya.