Hal ini mungkin terlihat menyenangkan dan bebas, tetapi juga berisiko tinggi. Anak-anak bisa mendapatkan informasi yang salah atau menyesatkan dari sumber yang tidak diketahui.
Anak-anak juga bisa menjadi korban atau pelaku cyberbullying, sexting, hingga cybercrime.
4. Aplikasi Vault. Aplikasi Vault seperti Calculator Vault, Gallery Vault, dan AppLock bisa digunakan oleh anak-anak untuk menyembunyikan foto, video, atau aplikasi tertentu dari orangtua mereka.
Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh orangtua, karena bisa menimbulkan rasa curiga dan ketidakpercayaan.
Aplikasi Vault juga bisa menyimpan konten-konten yang tidak pantas atau ilegal yang bisa membahayakan anak-anak.
5. Game kekerasan. Game kekerasan seperti PUBG Mobile, Call of Duty Mobile, Grand Theft Auto V, dan Mortal Kombat bisa memberikan stimulasi negatif bagi otak dan mental anak-anak.
Game-game ini menampilkan adegan-adegan brutal seperti pembunuhan, perampokan, penyiksaan, hingga pemerkosaan.
Game-game ini juga bisa membuat anak-anak menjadi agresif, emosional, hingga depresi.
6. Game dengan fitur chat. Game dengan fitur chat seperti Roblox, Minecraft, Among Us, dan Fortnite bisa membuat anak-anak berinteraksi dengan pemain lain dari seluruh dunia.
Hal ini mungkin terlihat seru dan edukatif, tetapi juga berbahaya. Anak-anak bisa terjebak dalam komunitas-komunitas yang tidak sehat atau bahkan kriminal.
Anak-anak juga bisa menjadi sasaran para predator seksual yang menyamar sebagai teman bermain.
7. Aplikasi dating. Aplikasi dating seperti Tinder, Bumble, Grindr, dan OkCupid bisa digunakan oleh anak-anak untuk mencari pasangan atau teman kencan secara online.
Hal ini sangat tidak disarankan bagi anak-anak, karena bisa membawa dampak negatif bagi perkembangan mereka.