Selaras dengan Abdul Adim, Presiden Mahasiswa UINSA menyampaikan kurangnya koordinasi pihak rektorat dengan panitia mahasiswa, sehingga menyebabkan banyak kerancuan.
“Tidak kaget rasanya jika tergapat gerakan masif dari mahasiswa, melihat kurang dilibatkannya DEMA, SEMA Fakultas, UKM/KK dalam persiapan PBAK, bahkan terkesan sepihak karena Rundown yang difinalisasi tanpa sepengatahuan mahasiswa, tidak komitmen perihal tanggal kepulangan panitia yang KKN” ucap Abdul Adim.
Beberapa hal tersebut menjadi latar belakang kekecewaan mahasiswa sehingga melayangkan kritik kepada pihak rektorat.
Ternyata tidak sampai disini, kritik-kritik yang disampaikan pada saat PBAK berujung pada upaya pembungkaman beberapa mahasiswa dengan memberikan surat panggilan kepada orang tua/wali mahasiswa.
Hal ini merupakan bentuk nyata daripada Pimpinan UINSA yang anti-kritik dan memutuskan kebijakan secara sewenang-wenang.
“Dan pemanggilan orang tua mahasiswa ini merupakan bentuk deskriminasi atau pengkerdilan atas kebebasan bersuara, upaya-upaya pembungkaman akan terus kami lawan sehingga pihak birokrasi kampus terus berbenah” tegas Abdul Adim.