Indo1.id – Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang memiliki kualitas tinggi dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.
Kayu jati berasal dari pohon jati yang dapat tumbuh mencapai tinggi 50-70 meter dan memiliki daun besar yang luruh di musim kemarau.
Pohon jati menyebar luas mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina, sampai ke Jawa.
Pohon jati termasuk pohon yang tumbuh lambat dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan kayu yang berkualitas.
Biasanya, kayu jati yang baik diperoleh dari pohon yang berusia lebih dari 80 tahun.
Selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, kayu jati juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang menarik.
Di Indonesia, kayu jati sudah dimanfaatkan sejak zaman penjajahan Belanda sebagai bahan dasar pembuatan kapal laut dan kapal perang.
Bahkan, kayu jati dari Donoloyo di Wonogiri, Jawa Tengah, diyakini sebagai pemasok kayu jati untuk Kerajaan Majapahit dan pembangunan Masjid Demak dan Keraton Surakarta.
Namun, di balik keindahan dan kekuatan kayu jati, ternyata terdapat beberapa mitos yang berkembang di masyarakat sekitar hutan jati.
Salah satu mitos yang terkenal adalah larangan menebang pohon jati sembarangan di hutan Donoloyo.
Konon, hutan tersebut dulunya merupakan milik Ki Ageng Donoloyo, salah satu senopati Kerajaan Majapahit yang sengaja menanam pohon jati untuk persediaan bahan bangunan kerajaan.
Di tengah hutan itu terdapat punden atau tempat keramat yang dibuat setelah Ki Ageng Donoloyo moksa.
Punden itu menjadi tempat ziarah warga yang membawa sesajen berupa makanan, hewan, atau uang sebagai wujud syukur.
Menurut juru kunci hutan Donoloyo, Sunarto, siapa pun yang mengambil kayu atau barang apa pun dari hutan jati Donoloyo tanpa sepengetahuan atau izinnya akan mengalami kesialan atau celaka.
Beberapa kejadian aneh atau mistis pernah dialami oleh orang-orang yang dinilai tidak sopan atau kurang mengindahkan tata krama saat berkunjung ke hutan Donoloyo.